WONOSOBO, Mercusuar.co – Ribuan masyarakat padati Terminal Mendolo menyaksikan festival balon udara, Minggu (18/9).
Sebanyak 20 balon udara menghiasi langit Terminal Tipe A Mendolo. Sudah sejak pukul 06.00 kawasan ini dipadati ribuan masyarakat yang ingin menyaksikan langsung pesona balon udara khas Wonosobo.
Mereka sangat antusias melihat pertunjukan balon yang ditambatkan ini, salah satunya adalah Fajar Suyanto (50). “Kebetulan pas hari Minggu jadi waktu untuk bersama keluarga. Acaranya bagus, dan bisa mendukung kemajuan pariwisata Wonosobo,” kata Fajar yang datang dari Kejiwan ini.
Sementara itu Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Perhubungan (Disperkimhub) Agus Susanto mengatakan festival balon udara ini merupakan puncak rangkaian Harhubnas Tahun 2022. Seperti diketahui, balon udara merupakan ciri khas dari Wonosobo dan harus dilestarikan.
“Apa yang menjadi daya tarik di Wonosobo kita coba angkat. Dan bisa dilihat antusias masyarakat sangat luar biasa sekali, mereka berbondong-bondong ke terminal. Bahkan banyak UMKM yang berjualan juga di sini,” kata Agus pada sela-sela acara.
Harapan dari Festival Balon Udara Kedepan
Dia berharap ke depan Terminal Mendolo tak hanya menjadi tempat naik turun penumpang saja. Melainkan lebih dari itu, misalnya saja untuk kegiatan sosial masyarakat dan lain sebagainya. “Buat masyarakat yang mau mengadakan acara, kegiatan atau mau usaha apa, kami buka selebar-lebarnya,” imbuh Agus.
Pada saat yang sama, Ketua Komunitas Balon Udara Wonosobo, Agam Setyobudi, balon yang ditampilkan ini berasal dari beberapa kecamatan di Wonosobo.
Saat ini jumlah balon udara di Wonosobo mencapai 1500, dan tersebar di seluruh pelosok desa dan kecamatan.
“Kalau ada event kami selalu undang setiap perwakilan kecamatan, jadi mereka bisa tampil. Kami juga selalu mengikuti Permenhub No 40 Tahun 2018 tentang Penggunaan Balon Udara pada Kegiatan Masyarakat, yaitu diterbangkan dengan ditambatkan dengan tiga tali panjang, dan tinggi maksimal 150 meter,” kata Agam.
Dikatakan Agam, para pecinta balon ini cukup terkendala dengan lahan. Sebab memerlukan ruang terbuka yang luas agar bisa menampilkan balon udara yang lebih banyak.
“Tempat yang representatif saat ini di lapangan Taman Rekreasi Kalianget. Di Wonosobo kontur tanahnya kan bergelombang, jadi harus ada tempat yang luas dan rata,” ucapnya.
Lebih dari itu, Agam mengatakan, pihaknya ingin mendaftarkan balon udara untuk mendapatkan hak paten. Sehingga balon udara Wonosobo semakin dikenal banyak masyarakat luas.
“Harapan kami semoga event berikutnya lebih besar sehingga bisa memberikan kontribusi pada perekonomian Wonosobo,” ucapnya.
Pada saat yang sama, Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengapresiasi penyelenggaraan Harhubnas yang mengangkat balon udara Wonosobo. Hal ini akan menjadi daya tarik wisata, dan menghidupkan perekonomian masyarakat.
“Dua tahun ekonomi lesu, ini momen untuk pemulihan dengan banyaknya event-event. Banyak orang datang dan banyak juga yang jualan,” kata Afif.
Dia juga mendorong agar balon udara Wonosobo mendapatkan hak paten sebagaimana kesenian lengger yang telah mendapat Warisan Budaya Tak Benda. Sebab tak menutup kemungkinan daerah lain juga perlahan melirik tradisi yang telah turun temurun ini.
“Karena banyak teman-teman ini diundang ke luar kota untuk melatih membuat balon udara. Mudah-mudahan kalau nanti sudah dipatenkan seperti halnya lengger, bisa identik kalau balon udara ya punya Wonosobo,” tutup Afif. (ang)