Mercusuar.co, Semarang – Atikoh Ganjar Pranowo, saat membuka Semarang Fashion Trend 2022, di Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Semarang, Kamis (4/8).
Pada kesempatan itu, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Tengah, Atikoh, mengapresiasi karya sejumlah desainer yang ditampilkan saat pembukaan. Menurutnya, busana mereka bervariasi, mulai gaun, baju muslim, pakaian remaja, yang semuanya menggunakan bahan lokal. Seperti kain batik, tenun, jumputan, bordir.
“Dengan menggunakan bahan lokal, harapannya perajin dapat manfaat, desainer dapat beraktivitas, berkreasi, dan masyarakat juga mendapat manfaatnya,” tandas Atikoh.
Para desainer Jawa Tengah diharap terus berkreasi dan membuat event yang out of the box. Termasuk, membuat kegiatan menarik yang bisa diakses masyarakat luas.
Menurutnya, agar dikenal banyak orang, karya desainer mesti viral.
“Seperti Citayam Fashion Week, mengapa bisa dikenal? Karena trend. Dari itu, kita bisa belajar, bagaimana karya desainer Jateng bisa viral. Harus ada aksi yang out of the box, misalnya di Simpanglima, agar bisa diakses masyarakat luas. Kalau eventnya menarik, akan ada ketertarikan masyarakat yang semula tidak berniat melihat,” bebernya.
Diakui, bisnis fesyen tidak terlepas dari trend yang ada. Makanya, perlu diciptakan trend fesyen setiap tahun, namun tetap membaca trend di pasaran. Terlebih, dengan potensi yang ada di Jateng, seperti bahan baku batik, lurik, bordir, bahkan sumberdaya manusia yang banyak.
“Captive market juga banyak. Tinggal didorong daya beli masyarakat. Makin kreatif, daya ungkit untuk Jawa Tengah juga makin tinggi,” terang Atikoh.
Disinggung mengenai perkembangan bisnis fesyen belakangan ini, Atikoh menyampaikan, seiring pertumbuhan ekonomi setelah dua tahun pandemi, bisnis fesyen juga bergerak naik.
“Agenda-agenda pemerintahan, pesta-pesta, seperti pernikahan, acara masyarakat sudah mulai pulih, sehingga teman-teman desainer harus bisa menangkap pasar. Peluang ini luar biasa, tentu harapannya bisa diviralkan, bisa dimasyarakatkan, sehingga tren-trend itu nantinya bisa tersosialisasi dengan baik,” ujarnya.
Ketua Pelaksana Semarang Fashion Trend Ina Priyono menyampaikan, event tersebut merupakan kali ketiga diselenggarakan. Namun, berbeda dengan event sebelumnya, pagelaran kali ini berlangsung tiga hari, yakni 4-6 Agustus 2022.
“Kali ini juga ada exhibition-nya, competition-nya, dan pesertanya pun dari Sabang sampai Merauke. Semua ingin meramaikan Semarang,” jelasnya.(dj)