Mercusuar.co, Purbalingga – Tidak dipungkiri, walau guru selalu berhadapan dengan tugas pembelajaran dan ilmu pengetahuan yang melibatkan karya tulis, namun tidak semua guru mahir membuat karya tulis, utamanya penulisan artikel. Hal ini juga dirasakan okeh Kepala SMP Negeri 1 Kaligondang, Sri Lestari, bahwa tidak semua pengajar (guru) di lingkungan sekolah yang dipimpinnya bisa menulis artikel dengan baik.
Untuk merealisasikan keinginan tersebut, Sri Lestari mengajak semua guru belajar penulisan artikel secara bersama di ruang pertunjukan (Aula) dengan menghadirkan narasumber dari Mercusuar.co, Amir M Sinnangga, Sabtu (10/9/2022).
“Kita ingin mengajak teman-teman guru untuk belajar bersama tentang penulisan artikel ilmiah. Jadi hari ini kita belajar bersama tentang penulisan sebagaimana yang akan disampaikan oleh narasumber,” ucap Sri Lestari saat membuka acara Pelatihan Penulisan Artikel Bersama Guru SMP Negeri 1 Kaligondang.
Sri Lestari mengatakan, penulisan artikel bagi guru juga merupakan tuntutan profesi, karena pada proses kenaikan tingkat bagi seorang guru salahsatunya harus menyertakan karya ilmiah berbentuk artikel. Dengan demikian pihaknya memberikan kesempatan kepada seluruh guru di sekolah yang dipimpinnya untuk belajar bersama tentang tehnik penulisan artikel.
“Agar terbangun kesemangatan dan kebersamaan antar para guru, kita adakan pelatihan bersama yang dibiayai oleh pihak sekolah,” katanya.
Dijelaskan, dalam kaitannya dengan pendidikan dan pengajaran, guru juga dituntut untuk bisa mengimplementasikan metode-metode dan penemuan baru dalam menghadapi persoalan-persoalan pembelajaran ke dalam tulisan. Hal tersebut dilakukan bukan saja karena merujuk adanya tuntutan guru agar bisa menulis artikel guna persyaratan kenaikan pangkat. Namun menurutnya, kegiatan menulis tidak harus karena tuntutan itu saja, melainkan agar bisa memberikan sumbangsih terhadap dunia ilmu pengetahuan.
“Setidaknya para guru bisa menuliskan apa yang mereka lakukan atau temukan selama menjalankan tugas pengajaran, walau tidak untuk syarat kenaikan tingkat. Karena bagi guru yang sebentar lagi paripurna misalkan, tetep perlu menulis. Siapa tahu karya tulisnya bermanfaat bagi yang lain,” jelasnya.
Sri Lestari menambahkan, dalam sesen kedua pelatihan peserta juga diwajibkan mempraktekan langsung menulis artikel yang disaksikan langsung oleh narasumber. Setelah tulisan selesai secara bergantian hasil penulisannya dibacakan untuk diamati bersama.
“Semua peserta wajib mempraktekan menulis artikel langsung di tempat. Atau mereka sudah membawa draf penulisan sebelumnya bisa langsung dibacakan di hadapan narasumber,” ujarnya.
Sementara itu, pelatihan penulisan artikel yang diikuti sekurangnya 86 guru dengan berbagai macam mata pelajaran dan disiplin pengajaran, waktu 4 jam pelatihan berlangsung hangat. Penyampaian-penyampaian narasumber dengan cara sederhana mampu dipahami dengan baik.
Sebagaimana yang diungkapkan salah satu peserta pelatihan, Eti Sukaptiningsih, penjelasan narasumber mudah dipahami. “Materi yang disampaikan narasumber mudah diterima,” katanya.
Di sisi lain, Fajar, juga salah satu peserta pelatikan mengatakan penulisan artikel bagi guru sesungguhnya bukan hal yang sulit, karena hampir semua guru setiap saat berhadapan dengan buku dan karya-karya ilmiah yang mudah diakses melalui teknologi gadget yang dimilikinya. Namun yang menurut Fajar dirasa sulit adalah kesempatan untuk mengawali penulisan.
“Yang sulit itu cara mengawali untuk menulis. Salah satu faktornya adalah minimnya kesempatan, karena tugas guru yang makin banyak, makin sedikit waktu untuk menulis,” ujarnya.(Angga)