Mercusuar.co, Kudus – Pedagang jahe bubuk dan madu, Umi Fadhilah mengaku, omzet yang diterima selama pasar rakyat lebih banyak dibanding hari biasa. Sehari-harinya, ia memasarkan dagangannya secara online.
“Alhamdulillah, dagangannya laris. Sering-sering Pak, diadakan event kayak gini,” ucap Umi.
Diketahui, untuk membangkitkan UMKM yang bermuara pada peningkatan perekonomian kerakyatan, Bupati Kudus Hartopo akan rutin menggelar pasar rakyat di desa dan tempat wisata.
Hal itu disampaikannya usai melihat respon masyarakat atas digelarnya pasar rakyat di sepanjang Jalan Sunan Kudus, berapa waktu lalu.
“Nanti kami berencana menggelar pasar UMKM di tingkat desa dan tempat wisata,” ungkap bupati.
Disampaikan, seluruh UMKM merupakan pedagang asli Kudus. Ada yang masih merintis dari bisnis online, ada pula pedagang yang sudah lama berjualan secara offline. Menurutnya, hampir semuanya puas dengan adanya pasar rakyat, yang merupakan rangkaian dari Hari Jadi ke-473 Kabupaten Kudus.
“Ada yang berdagang perseorangan, ada yang masuk komunitas, ada yang omzetnya sudah puluhan juta sebulan, tapi ada juga yang baru merintis. Semuanya saya lihat wajahnya ceria-ceria karena dagangannya laris,” ucapnya.
Tak hanya menggelar event secara rutin, Hartopo juga berkomitmen mendukung pengembangan UMKM dengan berbagai pelatihan melalui Disnaker Perinkop dan UKM. Terutama, pelatihan pemasaran produk, yang menurutnya penting dikuasai pedagang.
“Berdagang kuncinya memang strategi pemasaran. Kalau pemasaran oke, produksi bisa jalan terus. Makanya, kami fasilitasi pelatihan di Disnaker Perinkop UKM,” terangnya.
Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus Sudiharti mengungkapkan, terdapat 300 UMKM yang membuka stan di pasar rakyat.
“Ada 300 UMKM dari mulai kuliner, busana, hingga UMKM hasil logam. Ini bentuk kolaborasi kami bersama Disbudpar,” terangnya.