[ad_1]
Mercusuar.co, Kabupaten Semarang – Bupati Semarang H Ngesti Nugraha melakukan pelantikan dan pengambilan sumpah pengurus Baznas Kabupaten Semarang periode 2022-2027, di Pendapa Rumah Dinas Bupati Semarang di Ungaran, Jumat (1/6) sore.
Terpilih sebagai ketua Khadziq Faisol dibantu empat orang wakil ketua. Mereka adalah Mochammad Pratomo Wibowo, Su’ud, Dr Imam Anas Hadi dan Muhammad Mufid. Latar belakang para pengurus berasal dari wiraswasta, dosen dan pekerja swasta.
Kepada pengurus baru, Bupati Ngesti meminta untuk melanjutkan pondasi pengembangan dana ZIS yang telah dibangun pengurus lama. Dia juga mengucapkan terima kasih atas dukungan Baznas oleh pengurus lama yang banyak membantu upaya pengentasan kemiskinan.
“Khusus untuk layanan ambulans, Saya berharap dapat digratiskan untuk melayani warga di wilayah sekitar seperti Kendal, Semarang, Grobogan, Salatiga, Boyolali, Magelang,” terangnya.
Pada kesempatan itu, Ketua Baznas Jateng KH Ahmad Darodji mengingatkan pengurus baru Baznas Kabupaten Semarang untuk terus mendukung upaya pengentasan kemiskinan di daerah. Dia mengibaratkan Baznas sebagai tangan kiri kepala daerah untuk membantu pembiayaan pembangunan daerah terutama berkaitan dengan kesejahteraan sosial.
“Semua disposisi dari Bupati untuk memanfaatkan dana zakat infak dan sedekah (ZIS) yang dikelola Baznas harus dilaksanakan asalkan sesuai ketentuan asnaf,” tegasnya usai menyaksikan pengambilan sumpah dan pelantikan pengurus Baznas Kabupaten Semarang.
Darodji juga mengingatkan para pengurus harus memperhatikan bimbingan dan arahan Bupati sebagai pemberi mandat mengelola dana ZIS. Sehingga dapat melaksanakan pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan cepat, tepat dan lugas. Bahkan jika terjadi kondisi kegentingan, Baznas harus mampu mencairkan dana penanganan dengan cepat. “Ibaratnya Baznas menjadi tangan kiri Bupati disamping APBD yang menjadi tangan kanannya untuk menciptakan kesejahteraan bersama,” katanya.
Dicontohkan, Baznas Jateng telah melatih tujuh ribu orang untuk mengembangkan wirausaha. Selain itu juga ada lima ribu penerima bantuan modal yang terus didampingi agar berkembang. Pola pengembangan usaha produktif seperti itu, lanjut Darodji, dapat dijadikan contoh pemberdayaan para penerima zakat atau mustahik.(dj)
[ad_2]
Source link