Mercusuar.co, Cilacap – Berdasarkan data yang diterima Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah hingga Senin (10/10) malam, sekitar 14 kecamatan yang sebelumnya terendam banjir, kali ini sebagian besar telah surut.
Seperti di Kecamatan Maos, Gandrungamangu, Kedungreja, Kawunganten, Jeruklegi, Kesugihan, Majenang, dan Sampang.
Banjir masih terjadi di Desa Sidareja (Kecamatan Sidareja), Desa Mujurlor, Gentasari, Mujur, Kedawung, Sikampuh (Kecamatan Kroya), Desa Cisumur (Kecamatan Gandrungamangu), Desa Rawajaya, Binangu (Kecamatan Bantarsari), Desa Panikel (Kecamatan Kampunglaut), Desa Adiraja (Kecamatan Adipala), dan di Kecamatan Patimuan.
Penyebab kejadian adalah hujan intensitas tinggi dengan durasi cukup lama dari Jumat (7/10)-Sabtu (8/10) mulai pukul 13.00 WIB.
Selain itu, pendangkalan sungai di Kabupaten Cilacap, penebangan lahan Perhutani mengakibatkan daya serap tanah kurang, hingga perubahan tata guna lahan di hulu dan perubahan tata ruang di hilir.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng, Bergas C Penanggungan, BPBD Jateng terus berkoordinasi dengan BPBD daerah serta memberikan dukungan penuh dalam melakukan aksi penanganan. Termasuk, ikut menyebarkan informasi BMKG sebagai bentuk antisipasi bila terjadi bencana.
“Memang dari hasil BMKG telah kita sebarluaskan, di mana pada waktu lalu BMKG mengeluarkan informasi saat ini Jateng memasuki musim hujan, yang mana puncaknya di Januari-Februari. Maka, pada saat masa peralihan ini dari kemarau ke musim hujan biasanya ada cuaca ekstrem. Termasuk peralihan dari musim hujan ke kemarau juga sama. Pasti akan ada cuaca ekstrem,” jelasnya.
Oleh karena itu, pemda juga menyosialisasikan informasi untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan akibat bencana alam, yang terjadi akibat cuaca ekstrem.
BPBD Provinsi Jateng juga terus membantu penanganan banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Cilacap. Mulai dari evakuasi warga terdampak, distribusi logistik, dan sebagainya.
Bergas menjelaskan, pihaknya telah melakukan pemantauan ke lokasi banjir di Cilacap. Hasilnya, dampak banjir telah tertangani.
“Banjir Cilacap saat ini, penanganannya di beberapa tempat cukup luas, memang cuaca ekstrem. Masyarakat tetap dievakuasi, tetap diamankan ke titik aman,” kata Bergas, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (10/10/2022) malam.
Pihaknya mengutamakan kelompok rentan, ibu, dan anak, untuk dievakuasi lebih dulu. Sedangkan, laki-laki dewasa diminta ikut menjaga lingkungan masing-masing. Dengan demikian, secara garis besar, banjir Cilacap sudah tertangani.
“Alhamdulillah, di Cilacap sudah tertangani. Termasuk logistiknya untuk pengungsi dari Dinas Sosial sudah didorong untuk disampaikan ke titik pengungsian,” tandasnya.
Namun kecenderungannya, masyarakat lebih memilih bertahan di rumah, karena menganggap itu sesuatu yang biasa.
Meski demikian, BPBD terus melakukan pendampingan dalam penanganan bencana tersebut, dengan menyiapkan sejumlah titik pengungsian, seperti masjid, maupun gedung MTs. Sehingga masyarakat bisa pulang pergi ke pengungsian. Ketika pagi saat banjir surut, terang Bergas, pengungsi kembali ke rumah. Namun bila malam hari tiba dan banjir belum surut, pengungsi kembali ke tempat pengungsian.
“Sudah ada dapur umum yang disediakan pemerintah setempat, warga setempat membantu untuk masak. Termasuk relawan juga membantu,” ujarnya.