[ad_1]
Mercusuar.co, Jakarta – Pada hari, Senin (4/7/2022), ramai tagar #AksiCepatTilep hingga #JanganPercayaACT di sosial media Twitter.
Kedua tagar tersebut muncul tak lama setelah Majalah Tempo menerbitkan laporan utama berjudul ‘Kantong Bocor Dana Umat’.
Dalam laporan tersebut, selain diberitakan ada penilapan juga disebutkan bahwa petinggi ACT disebut menerima sejumlah fasilitas mewah.
Fasilitas tersebut berupa mobil operasional jenis Alphard dan penggunaan dana donasi untuk operasional yang berlebihan.
Merespon hal itu, lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) melalui Presiden ACT Ibnu Khajar, menyatakan permohonan maaf kepada para donatur dan masyarakat Indonesia.
Hal itu dia lakukan setelah ramai pemberitaan yang diterbitkan oleh salah satu media massa terkait penyimpangan uang atau dana donasi yang dikelola ACT.
Penyimpangan atau penilapan uang donasi masyarakat tersebut diduga dilakukan oleh petinggi ACT.
“Kami sampaikan permohonan maaf atas pemberitaan ini,” kata Ibnu dalam konferensi persnya di Menara 165 TB Simatupang, Jakarta Selatan, berapa waktu yang lalu.
Ibnu Khajar mengatakan jauh sebelum ramai diberitakan di media nasional, pihaknya sudah melakukan perbaikan manajemen sejak Januari 2022
Salah satunya, kata dia, dengan melakukan restrukturisasi. Juga mengganti Ketua Pembina ACT agar bisa melakukan perombakan.
“Sejak 11 Januari 2022 tercipta kesadaran kolektif untuk memperbaiki kondisi lembaga. Dengan masukan dari seluruh cabang, kami melakukan evaluasi secara mendasar,” ujar Ibnu.
Ibnu menegaskan, sejak 11 Januari 2022 pihaknya sudah melakukan penataan dan restrukturisasi lembaga. Selain manajemen, restrukturisasi dilakukan terkait fasilitas dan budaya kerja.
Ibnu menambahkan, pergantian manajemen yang dilakukan pihaknya merupakan titik balik momentum perbaikan organisasi.
Ia berharap ada perubahan dengan adanya peningkatan kinerja dan produktifitas. “SDM kita saat ini juga dalam kondisi terbaik, tetap fokus dalam pemenuhan amanah yang diberikan ke lembaga,” kata dia.(dj)
[ad_2]
Source link