[ad_1]
MERCUSUAR.CO, Boyolali – Dinas Peternakan Kabupaten Boyolali untuk ketiga kalinya melakukan penutupan semua pasar hewan di Boyolali. Tindakan ini dilakukan karena dinilai efektif dlam pencegahan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Seperti disampaikan Kepala Disnakan Kabupaten Boyolali, Lusia Dyah Suciati. Lusia mengatakan penutupan kembali pasar hewan di wilayah Boyolali ini adalah hasil dari evaluasi penutupan tahap pertama dan kedua. Dan ini dinilai efektif dalam pencegahan PMK.
“Penutupan ini merupakan hasil evaluasi dari penutupan tahap pertama dan kedua dan dinilai efektif. Selain itu, kondisi peningkatan penyebaran PMk dan tingkat kesembuhan yang juga meningkat cukup signifikan, menjadi pertimbangan dilakukan kebijakan penutupan kelima pasar hewan yang ada di Kabupaten Boyolali,”ungkapnya saat dijumpai di ruang kerjanya, pada Selasa (21/6/2022).
Lebih lanjut Lusia mengatakan, Kelima pasar hewan di Kabupaten Boyolali yang ditutup yakni Pasar Hewan Jelok di Kecamatan Cepogo, Pasar Hewan Karanggede, Pasar Hewan Kalioso di Kecamatan Nogosari, Pasar Hewan Simo dan Pasar Hewan Ampel.
“Kondisi peningkatan penyebaran dan kondisi peningkatan penyembuhan yang cukup signifikan itu menjadi pertimbangan, yang kedua pasar hewan tetangga (perpanjangan penutupan pasar hewan),” katanya.
Kasus PMK di Boyolali hingga 21 Juni 2022 jumlah hewan yang mengidap PMK sejumlah 32 ekor, suspek PMK mencapai 3.088 ekor, sembuh PMK 633 ekor dan mati sebanyak 24 ekor yang tersebar di 22 kecamatan. Dari 22 kecamatan tersebut, terdapat tiga kecamatan yang masuk zona merah PMK, yakni Kecamatan Mojosongo, Ampel dan Andong yang artinya di wilayah tersebut terdapat hewan ternak yang positif PMK dari hasil laboratorium. Serta, 19 kecamatan berada di zona kuning karena terdapat hewan ternak yang suspek PMK. (asp)
[ad_2]
Source link