Mercusuar.co, SEMARANG – Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jawa Tengah kembali raih penghargaan terbaik dalam pengelolaan pupuk bersubsidi tahun 2022 dari Kementerian Pertanian RI.
Penghargaan kepada Distanbun Jateng tersebut menjadi raihan kali keempat secara berturut-turut sejak 2019.
Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Distanbun Jateng, Heru Djatmika mengatakan, penghargaan yang disabet tahun ini juga tak lepas dari upaya antisipasi kecurangan yang mungkin terjadi dalam pengelolaan pupuk bersubsidi. Dalam hal ini, Distanbun Jateng meningkatkan koordinasi antarstakeholder pengelola pupuk bersubsidi, yaitu Disperindag, Pupuk Indonesia, Kejaksaan, Polri, dan TNI.
“Meningkatkan koordinasi internal pertanian, baik tingkat kabupaten/ kota maupun tingkat kecamatan. Meningkatkan koordinasi dengan Komisi Pengawasan Pupuk Pestisida di tingkat provinsi yang diketahui Sekda Jateng maupun tingkat kabupaten/ kota, mengoptimalkan posko pengaduan pupuk bersubsidi dan pestisida yang ada di tingkat provinsi atau kabupaten kota,” ucap Heru.
Heru juga mengatakan, pihaknya menerima penghargaan dari Kementan RI sebagai provinsi terbaik pengelolaan pupuk bersubsidi tahun 2022.
“Penghargaan ini dapat memberikan motivasi dalam pengelolaan pupuk bersubsidi. Baik itu tingkat provinsi, kabupaten, maupun petugas lapangan atau penyuluh pertanian,” kata Heru, melalui sambungan telepon, Rabu (9/11/2022).
Menurutnya, pengelolaan pupuk bersubsidi tahun 2022 di Jateng mengalami perubahan tata kelola. Hal itu sesuai regulasi baru yaitu Permentan Nomor 10 Tahun 2022 tanggal 8 Juli 2022 tentang Alokasi dan HET Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian, yang mengatur adanya perubahan hanya dua jenis pupuk yang disubsidi, yaitu pupuk urea dan NPK.
“Hanya sembilan komoditas yang berhak menerima pupuk subsidi, yaitu padi, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, kelapa, tebu dan kakao,” terangnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebelumnya menggagas posko pelayanan pupuk bersubsidi. Posko pelayanan pupuk bersubsidi ditujukan untuk para petani agar persoalan pupuk bisa diminimalisasi, terutama dalam distribusi pupuk.
“Maka saya minta tolong kawan-kawan penyuluh kita lebih baik, sistem development kita lebih baik agar kemudian distribusinya juga jauh lebih baik,” kata Ganjar.