RadarWonosobo
  • KONTAK
  • REDAKSI
  • COPYRIGHT
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
Jumat, 13 Juni 2025
Social icon element need JNews Essential plugin to be activated.
  • Login
  • Register
  • Berita
  • Hiburan
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Politik
No Result
View All Result
  • Berita
  • Hiburan
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Politik
No Result
View All Result
RadarWonosobo

Ganjar: Blantik Bisa Membawa Virus. Kok bisa ?

by admin
Senin, 27 Juni 2022 12:42
A A
0

[ad_1]

Mercusuar.co, Semarang – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengikuti rapat koordinasi secara daring bersama Menko Marves RI Luhut Binsar Pandjaitan, terkait penanganan PMK, dari Rumah Dinas Puri Gedeh, Senin (27/6).

Dijelaskan, PMK telah menjadi PR bersama karena penyebaran atau penularan kasusnya menjadi cukup eksponensial. Meski demikian, Gubernur Jateng yang akrab disapa Ganjar tersebut optimistis penyakit ini dapat dikendalikan, karena masyarakat sudah memiliki pengalaman dalam menghadapi pandemi Covid-19. Satu hal penting untuk penanganan kasus itu adalah data.

“Nah siapa yang mendata, sementara ini kan ada penyuluh. Kita mempercayakan kepada kawan-kawan yang sering berhubungan dengan ternak, kelompok ternak, dan seterusnya. Teman-teman yang bekerja sebagai inseminator biasanya juga sangat akrab sama sapi, ini juga bisa digunakan. Kampus dan mahasiswa bisa digunakan, konsepnya sudah ada,” jelas Ganjar.

Selain itu di Jawa Tengah juga ada Jogo Ternak dan Bolo Ternak, yang harus dimaksimalkan betul untuk mengecek agar tidak menjadi jargon semata. Ganjar juga memberikan arahan kepada dinas terkait mengenai langkah penanganan di Jawa Tengah, salah satunya tentang percepatan vaksinasi hewan.

“Beberapa item tadi kita sampaikan kepada kawan-kawan dinas setelah rapat dengan Menko Marves, agar dilakukan percepatan, karena faktanya memang kebutuhan vaksin kita masih jauh dari yang ada,” ungkapnya.

Ditambahkan, sejauh ini jumlah vaksin yang sudah diperoleh Jawa Tengah baru 75.500 dosis. Padahal jumlah hewan ternak, baik sapi maupun kerbau, yang ada di Jawa Tengah sekitar 2,1 juta ekor. Agar semua dapat divaksinasi sebanyak tiga kali, maka membutuhkan sekitar 6 juta vaksin.

“Kita butuh kira-kira 6 jutaan vaksin karena akan ada tiga kali. Minimal kalau enam bulan ke depan ini bisa disuntik vaksin pertama itu bisa cepat. Maka saya minta carikan vaksinnya ada di mana. Tadi keputusannya Kementan sudah ada ahlinya untuk melakukan atau membuat vaksin sendiri. Kalau perlu impor ya impor,  tetapi tadi diperintahkan oleh Menko Marves dicari produk yang dalam negeri. Sejauh mana bisa dilakukan sehingga kita akan bisa melakukan isolasi atau karantina-karantina,” ungkapnya.

.IMG 20220627 WA0052 1024x737 1

Dalam rapat bersama Menko Marves, Ganjar juga menyampaikan temuan di lapangan terkait pergerakan hewan maupun pedagang hewan. Ia mengatakan, karantina hewan ternak sudah dilakukan di kandang dan tidak pergi ke mana-mana. Tetapi pada saat itu justru pedagang bergerak dari kandang ke kandang. Hal itu menjadi salah satu yang harus diwaspadai, karena bisa jadi para pedagang itu bisa membawa virus.

“Ketika blantiknya, orang yang jual-beli ternaknya keliling hati-hati, karena itu juga bisa membawa virus. Jadi maunya hanya melihat-lihat terus kemudian ternyata ia membawa dari satu kandang ke kandang yang lain. Itu juga perhatian mesti dilakukan,” ujar Ganjar.

Selain itu, Ganjar mengusulkan agar penanganan atau karantina penyakit mulut dan kuku (PMK) berbasis zona, bukan wilayah pemerintahan. Hal itu untuk mengantisipasi pergerakan hewan ternak dan elemen lain pembawa virus di sekitar wilayah terdekat.

“Tadi ada yang usul basis desa atau kecamatan. Kalau menurut saya zona, apakah desa dan beberapa desa, atau kecamatan dan beberapa kecamatan, sehingga tidak restriktif atau terbatas hanya di wilayah satu pemerintahan. Kadang-kadang kan sapinya juga piknik-piknik, kambingnya piknik-piknik, dan ini tidak hanya sapi saja, ada kerbau, ada babi, ada kambing ya, jadi hewan yang kuku belah,” katanya.

Ganjar memberikan contoh, dari beberapa kasus yang di-tracing, ditemukan indikasi adanya hewan ternak di satu lokasi yang tidak pernah keluar kandang, tetapi tetap terinfeksi PMK. Kuat dugaan penularan terjadi karena ada hewan ternak lain seperti kambing yang berkeliaran di sekitar kandang. Maka dari itu diperlukan karantina untuk hewan ternak kuku belah seperti sapi, kerbau, kambing, dan babi.

“Ini yang penting untuk dilakukan, dan SOP-nya kita siapkan karena penularan virusnya itu airborne, jadi dibawa udara dan jauh lebih berbahaya. Sejauh ini belum ada masker untuk sapi, jadi agak riskan memang penularannya,” kata gubernur.(ap)

Gravatar Image

[ad_2]

Source link

BACA JUGA:

Online PayPal Gambling Establishments: A Convenient and Protected Way to Gamble

The Ins and Outs of No Down Payment Bonus Casinos

Pennyslots: The Ultimate Guide to Low Stakes Gambling Establishment Entertainment

Previous Post

Disnakkan Boyolali Mulai Berikan Vaksinasi ke Sapi Sehat

Next Post

Ganjar Himbau Pedagang Sapi Jangan Kucing-Kucingan

admin

Next Post

Ganjar Himbau Pedagang Sapi Jangan Kucing-Kucingan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Home
  • Disclaimer
  • Indeks
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
Part of PT Mercusuar Media Utama

© 2023 radarwonosobo.com Mercusuar Network .

Social icon element need JNews Essential plugin to be activated.
No Result
View All Result
  • Berita
  • Hiburan
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Politik
  • Uncategorized

© 2023 radarwonosobo.com Mercusuar Network .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In