Mercusuar.co, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membuka Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2022, di Hotel Gumaya, Rabu (9/11/2022) sore.
Ajang CJIBF telah berjalan semenjak 2004. Pada 2020 tercatat ada 26 kepeminatan dengan nilai rencana investasi Rp64 triliun, sementara pada 2021 tercatat ada 44 kepeminatan dengan nilai rencana investasi Rp39 triliun.
Ajang CJIBF 2022 selalu dilirik oleh calon investor dari dalam dan luar negeri.
Pada hari pertama penyelenggaraan CJIBF 2022, Rabu (9/11/2022), tercatat sebanyak 20 calon investor menyatakan kepeminatan dengan nilai rencana investasi Rp19,43 triliun.
Ganjar mengatakan, CJIBF merupakan beranda untuk menawarkan berbagai potensi investasi. Ia berharap, ajang ini akan memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi Jateng.
Ditambahkan, CJIBF merupakan tempat yang pas bagi para calon investor untuk menggali potensi investasi di Jateng. Selain fasilitas one on one meeting juga ada tour investasi yang memberi gambaran nyata terkait kondisi kesiapan fasilitas di Jawa Tengah.
“Kita selalu minta Bu Ratna (Kepala DPMPTSP Jateng) untuk berkomunikasi intens dengan para investor, agar mereka bisa mengembangkan bisnis dengan baik, yang nantinya berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan serapan tenaga kerja,” ujarnya, seusai membuka CJIBF 2022.
Di sisi lain, Ganjar juga menaruh perhatian pada perlunya sektor pendidikan melakukan penyesuaian dengan dunia industri. Melalui berbagai sekolah kejuruan dan vokasi, Ganjar mengharuskan kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan manufaktur.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Atap (DPMPTSP) Ratna Kawuri mengatakan, sektor yang dilirik oleh calon investor meliputi berbagai bidang. Di antaranya, energi, tekstil, makanan, hingga alas kaki. Selain itu, sektor agro industri juga banyak diminati, mengingat Jateng sebagai produsen di sektor pertanian.
“Tadi sudah ada 20 kepeminatan (hingga pukul 11.00) dengan nilai sekitar Rp19,43 triliun, besok masih ada one on one meeting. Itu campur (PMA dan PMDN) , kalau dari Penanaman Modal Asing tadi ada dari Perancis, Australia, Cina, dan Singapura,” ungkapnya.
Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra mengatakan, Bank Indonesia turut mendukung perkembangan iklim investasi. Menurutnya, keberhasilan penanaman modal juga terkait stabilitas ekonomi dalam negeri.
“Kita turut menciptakan stabilitas makro ekonomi, menjaga inflasi, stabilitas nilai tukar, menciptakan sistem pembayaran yang andal, dan stabilitas sistem keuangan,” ungkapnya.
Guna menjaga relasi antarpenanam modal dan pemerintah, pihaknya juga menciptakan RIRU (Regional Investor Relation Unit). Dengan unit itu komunikasi antarstakeholder diharapkan tetap terjaga dengan baik.
Pada kesempatan itu, juga diumumkan tiga pemenang tantangan investasi. Ketiganya adalah Kota Tegal dengan manajemen pengelolaan sampah medis, Kabupaten Banjarnegara dengan industrialisasi tepung mokaf, dan Kabupaten Jepara dengan pengembangan industri garam.