[ad_1]
Mercusuar.co, Magelang – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan kepada para pedagang hewan ternak untuk tidak main kucing-kucingan. Tiap hewan ternak yang dijual atau dibeli, harus dilaporkan agar pengawasan bisa dilakukan bersama, sekaligus antisipasi sejak dini mengenai PMK.
“Kita juga minta tolong betul kepada para pedagang sapi. Tolong dong semua dilaporkan. Beli di mana, dijual di mana, karena itu akan sangat membantu. Kalau kucing-kucingan akan sulit,” tegas Ganjar, sapaan akrabnya, saat berkegiatan di Magelang, Senin (27/6).
Mengenai aktivitas perdagangan hewan ternak di Jawa Tengah, Ganjar mengakui pengawasannya tidak cukup mudah. Pengendalian antardaerah dan antarkabupaten, atau keluar-masuknya hewan ternak, cukup sulit.
“Maka saya minta membuat pos-pos ya untuk bisa mengawal mereka semuanya. Sapi-sapi atau ternak-ternak yang bisa terkena PMK, minimal dicatat,” ungkap Ganjar
Perlu diketahui, Jawa Tengah mendapatkan alokasi vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) sebanyak 75 ribu vaksin. Ganjar menginstruksikan agar seluruh vaksin itu dihabiskan dalam waktu sepekan.
“Vaksin sekitar 1.500 (vaksin) dan saya terus kontak ke Sekjen Kementan, lalu dikasih 75ribu vaksin. Kita mintakan pekan ini disuntikkan semuanya, harus selesai,” kata Ganjar.
Vaksin tersebut akan diberikan kepada semua hewan yang berisiko terkena PMK. Untuk itu Ganjar meminta kepada penyuluh, peternak, dan masyarakat, untuk mendata hewan-hewan yang akan divaksin.
“Semua sapi, semua hewan, karena kita mau bereskan penyakitnya secara keseluruhan. Maka kita minta penyuluhnya, peternaknya, masyarakat, dan kawan-kawan di desa untuk semua bisa mendata. Sekali lagi, didata,” jelas Ganjar.
Menurutnya, 75 ribu vaksin yang saat ini diterima Jawa Tengah masih kurang, karena secara keseluruhan di provinsi ini membutuhkan sekitar 2 juta vaksin. Meski demikian, ia ingin yang sudah ada dimaksimalkan terlebih dahulu.
“Kurang banyak. Kalau kita (kebutuhannya) kurang lebih 2 jutaan, kalau untuk vaksin lho ya. Tapi yang sakit diobati dan trennya yang diobati sembuh kok. Hanya butuh edukasi yang lebih,” katanya.(ap)
[ad_2]
Source link