Mercusuar.co, BANYUMAS – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menghadiri peresmian Politeknik GUSDURian Purwokerto dan sarasehan pendidikan berkarakter kebangsaan, di Pendapa Kabupaten Banyumas, Jumat (2/9).
Pada kesempatan itu, Wagub Jateng yang akrab disapa Ganjar tersebut menekankan, Politeknik GUSDURian tidak hanya menghasilkan ahli-ahli teknis dalam bidang keilmuan, tetapi jauh lebih luas lagi, sesuai dengan nama Gus Dur yang melekat pada nama perguruan tinggi itu. Nilai-nilai yang diajarkan dan dicontohkan oleh Gus Dur harus benar-benar menjadi jiwa dari para lulusannya.
“Tentu saja dengan nilai-nilai Gus Dur, karena namanya juga Gusdurian. Mudah-mudahan ini juga menjadi agen untuk melakukan moderasi-moderasi, sehingga orang yang sekolah di sini menjadi orang-orang yang moderat,” jelas Ganjar.
Ganjar mengatakan kehadiran Politeknik GUSDURian Purwokerto bisa memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan. Di antaranya muncul ahli-ahli dalam keilmuan dan keahlian, juga lahir orang-orang moderat yang merujuk pada ajaran Presiden Keempat RI Abdurahman Wahid atau Gus Dur.
“Diharapkan bisa berkontribusi dalam dunia pendidikan apalagi ini politeknik. Kalau kemudian nanti bisa menghasilkan ahli-ahli yang lebih teknis atau sifatnya vokasi, maka sebenarnya kebutuhan industri sangat banyak,” kata Ganjar, seusai acara
Menurut Ganjar, Politeknik GUSDURian Purwokerto nanti dapat menghadirkan program-program studi, yang cocok dengan perubahan zaman. Misalnya bicara tentang teknologi informasi diharapkan ada program studi yang disediakan di sana.
“Kalau kita bicara banyak sekali industri yang tumbuh di Jawa Tengah, maka man power supply-nya atau SDM-nya bisa disuplai dari sini,” ungkapnya.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) itu, maka Ganjar berpesan agar ke depan Politeknik GUSDURian bisa bekerja sama dengan industri. Kerja sama itu kemudian dapat diaplikasikan dalam bentuk teaching industry, yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang ada.
“Kalau itu ada maka klop, banyak praktiknya, sehingga nanti anak-anak yang sekolah di politeknik menjadi skill labour yang kemudian itu dicari orang,” katanya.
Senada disampaikan Inayah Wahid, putri bungsu Gus Dur, yang juga hadir sebagai salah satu narasumber sarasehan. Menurutnya, sejauh ini sudah ada tiga perguruan tinggi atau institusi pendidikan yang dinamai sebagai bentuk penghargaan kepada Gus Dur. Di antaranya UIN Abdurrahman Wahid Pekalongan, Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Abdurrahman Wahid Tegal, dan Politeknik GUSDURian.
“Harapannya sih sebenarnya ini bukan yang terakhir. Ketika banyak perguruan tinggi dan institusi pendidikan menggunakan nama Gus Dur, ini bukan sekadar menggunakan nama atau gaya-gayaan. Ada sesuatu yang jauh lebih besar, bahwa ada beban dan janji yang harus ditepati sebagaimana harapan keluarga dan teman-teman jaringan Gusdurian, untuk meneruskan atau menjadi legacy dari nilai-nilai dan karakter-karakter yang selama ini dibawa oleh Gus Dur,” katanya.