Mercusuar.co, Purbalingga – Akibat hujan deras sejak dini hari, Lomba Cipta dan Baca Puisi Pekan Olahraga dan Seni Ma’arif (Porsema ) Tahun 2022 Tingkat Kabupaten Purbalingga untuk kategori MI/SD terpaksa diselenggarakan di ruang kelas RA Diponegoro, Kajongan, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga, Sabtu (15/10/2022). Hal itu disebabkan terjadinya penggeseran ruang secara mendadak.
“Semua ruang kelas yang tadinya sudah dipetakan menjadi berubah, karena sejak pagi cuaca hujan maka ada beberapa lomba yang mestinya menggunakan ruang outdoor terpaksa dipindahkan ke indoor. Dampak dari itu ruang untuk lomba cipta dan pembacaan puisi religi kategori putra digeser ke ruang kelas RA Diponegoro,” ungkap Ilham Budi, kordinator Lomba Cipta dan Baca Puisi Religi Porsema tingkat Kabupaten Purbalingga kepada Mercusuar.co.
Budi menjelaskan, walau kondisi di luar hujan, lomba tetap berjalan dengan baik. “Ya sebenarnya sudah terprediksi akan sedikit ribet, mengingat beberapa hari hingga saat ini masih turun hujan sepanjang hari. Namun peserta tetap datang sesuai jadwal, jadi lomba tetap berjalan dengan baik,” jelasnya.
Diterangkan, Lomba Cipta dan Baca Puisi Porsema tingkat Kabupaten Purbalingga kategori MI/SD kali ini menghadirkan dewan juri Parwati (Kepala SD Negeri 1 Karangpule), Dwi Astuti (guru SD Negeri 3 Bancarkembar), dan Amir M Sinnangga (wartawan Mercusuar.co).
“Semua juri berasal dari luar LP Ma’arif. Tujuannya agar tidak ada kepengaruhan dalam penjurian,” tandas Kepala MI Ma’arif NU Selakambang.
Sementara itu, Dwi Astuti selaku juri dari luar kota (Purwokerto) mengaku takjub dengan beberapa peserta yang tampil. Menurutnya, pilihan para guru terhadap peserta didiknya untuk menjadi peserta dianggap sudah tepat.
“Semua peserta sangat berpotensi. Mereka semua bagus-bagus. Tapi karena ini lomba, tetap harus ada yang menang dan kalah. Artinya, juri harus ekstra teliti dalan menilai dan mentukan pemenang,” ujarnya.
Hanya saja, Dwi Astuti sedikit menyayangkan panitia tidak melakukan persiapan yang matang, karena ada beberapa persoalan yang menjadikan pelaksanaan lomba sedikit tersendat.
“Karena ini lomba cipta dan baca, mestinya panitia sudah menyiapkan materi puisi yang akan dilombakan untuk diberikan kepada juri. Karena menurut para peserta materi puisi sudah disetorkan kepada panitia, namun kenyataannya panitia tekendala teknis katanya, jadi tidak bisa menyiapkan materi puisinya,” lanjutnya.
Terkait penjurian, Parwati selaku salah satu dewan juri mengatakan dari 17 peserta yang mengikuti lomba hampir separoh lebih bersaing ketat nilainya. Menurutnya selisih nialainya sangat tipis.
“Hampir separoh lebih nilainya bersiang tipis, karena mereka memang bagus, baik puisinya maupun pembacaannya,” katanya.
Namun setelah dilakukan sudang penjurian ketiga juri menentukan nilai yang sama dalam menentukan pemenang. “Juara 1 memang luar biasa, dari mulai baris pertama saja sudah menggetarkan. Melibas nilai-nilai tinggi nomer undi sebelumnya” ujarnya.
Selanjutnya diterangka, hasil dari penjurian ditetapkan juara 1 dengan nomer undi 13 atasnama Nofal Ardianto, peserta dari MI Ma’arif NU 2 Karanggambas, perwakilan Kecamatan Padamara. Juara 2 Hakim Ade Setiawan, dan juara 3 Radiya Denis.(Angga)