[ad_1]
Mercusuar.co, Jakarta – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, telah membentuk tim khusus untuk mengusut kasus baku tembak sesama polisi antara Brigadir J dan Bharada RE di kediaman Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, yang dipimpin oleh Wakapolri Gatot Eddy Pramono.
Sigit juga telah menghubungi pihak eksternal untuk tim gabungan, seperti dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan Kompolnas.
Menurutnya itu menjadi saran yang akan digunakan untuk menindaklanjuti terkait hal-hal yang berkaitan proses penyelidikan. Pembentukan itu guna membantu menemukan titik terang soal masalah ini.
“Saya telah membentuk tim khusus yang dipimpin Pak Wakapolri, Irwasum Polri, Kabareskrim, Kadiv Humas dan Asisten SDM, karena memang beberapa unsur itu kita libatkan termasuk fungsi provost,” tuturnya.
Sigit meyakini penanganan kasus baku tembak di kediaman Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo akan dilakukan secara transparan. Proses penyelidikan dan penyidikan dilakukan oleh tim yang telah dibentuk oleh Sigit.
“Tentunya akan dipertanggungjawabkan kepada publik dengan kami yakinkan bahwa kami institusi Polri akan melakukan semua proses ini secara objektif, transparan, dan akuntabel,” katanya saat ditemui di Mabes Polri, Selasa (12/7).
Sigit mengatakan semua akan disampaikan setelah semua proses telah dilakukan. Dia ingin proses penegakan hukum kasus ini tidak dilakukan secara terburu-buru.
Kapolri menyampaikan bahwa kasus ini sudah ada dua laporan, yaitu tentang percobaan pembunuhan dan ancaman kekerasan terhadap perempuan. Perkara yang mengakibatkan tewasnya Brigadir J oleh Bharada E ini sedang ditangani oleh Polres Jakarta Selatan.
Masalah itu, kata Sigit, juga dibantu oleh dari pihak Mabes Polri. “Jadi tentunya terkait dengan kasus ini, walaupun ditangani oleh Polres Jakarta Selatan, namun kita minta diasistensi oleh Polda dan Bareskrim Polri,” ujarnya.
Kasus penembakan antara Brigadir J dengan Bharada E terjadi pada Jumat (8/7). Menurut cerita polisi, peristiwa itu bermula ketika Brigadir J melakukan pelecehan terhadap istri Ferdy Sambo. Sang istri lantas berteriak meminta tolong saat dilecehkan dan ditodong pistol oleh Brigadir J.
Bharada E yang berada di dalam rumah langsung menghampiri asal suara teriakan minta tolong tersebut. Kemudian Brigadir J tewas setelah tertembak tujuh kali oleh Bharada E.
“Mudah-mudahan ini bisa menjawab keraguan publik terkait dengan isu-isu liar dan ini menjadi komitmen kami untuk memberikan informasi yang menyampaikan hasil-hasilnya secara objektif dan transparan,” kata Sigit.
Meskipun demikian, cerita tersebut tak diperkuat oleh bukti-bukti lain. Pihak keluarga Brigadir J menyatakan bahwa terdapat luka sayatan di tubuh, selain luka tembak. Mereka juga meragukan bahwa Brigadir J melakukan pelecehan seksual terhadap istri Ferdy Sambo.(dj)
[ad_2]
Source link