Mercusuar.co, Jakarta – Dampak dari tragedi Kanjuruhan, saat Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022, dimana setelah pertandingan terjadi insiden yang menewaskan 135 orang, dimana sebagian besar korban adalah Aremania.
Kamis (27/10/2022) lalu, Gilang Widya Pramana atau dikenal dengan Gilang Juragan 99 diperiksa lima jam oleh Penyidik Gabungan Bareskrim Polri dan Polda Jawa Timur terkait Tragedi Kanjuruhan itu.
Karena kesedihan dan trauma yang mendalam Gilang memutuskan mundur dari posisi Presiden Arema FC per tanggal 29 Oktober 2022.
“Dan karena rasa kesedihan rasa trauma yang mendalam rasa jatuh rasanya. Saya memutuskan untuk istirahat untuk rehat dari dunia sepak bola,” ucap Gilang.
Keputusan Gilang mundur dari posisi Presiden Arema FC, diumumkan dalam konferensi pers di kantor Arema FC, Sabtu (29/10/2022).
“Jujur, saya bangga bagian dari Aremania dan saya bangga jadi bagian dari tim Arema. Saya bangga bisa bawa Arema berprestasi. Di tahun pertama saya bisa membawa Arema juara Piala Presiden itu suatu kebanggaan yang tidak bisa ternilai harganya,” ucap Gilang dalam konferensi pers.
“Posisi presiden ini adalah sebenarnya posisi kehormatan yang dimana saya sebagai investor diberikan istilah presiden oleh owner dan oleh direksi dan ini merupakan suatu kehormatan untuk saya,” kata Gilang menambahkan.
“Dan dengan situasi yang terjadi sekarang ini. Yang terjadi di Arema FC saya merasa Arema perlu sosok yang lebih baik dan dirasa mampu yang bisa membawa Arema ini tim yang solid dan yang kuat, tim yang baik maka per hari ini saya menyatakan saya mundur dari presiden Arema,” kata Gilang, dikutip dari CNN Indonesia.