Mercusuar.co, Kudus – Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Kudus Mawar Hartopo, membuka pertemuan penguatan inovasi Sinau Bareng Sehari Satu Lembar Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Sirengsari BuKIA), di Aula Dinas Kesehatan, Kamis (13/10/2022).
Mawar Hartopo mengapresiasi kepada semua pihak yang telah berkomitmen mempercepat penurunan AKI, AKB, dan stunting di Kabupaten Kudus.
Pada kesempatan itu, KTP PKK mengajak para ibu untuk rutin membaca buku kesehatan ibu dan anak (KIA), minimal sehari satu lembar. Khususnya bagi ibu hamil dan setelah melahirkan.
Menurutnya, buku KIA merupakan sumber edukasi dalam menjaga kesehatan, ketika masa kehamilan hingga melahirkan. Sehingga, pengetahuan yang didapat dari buku tersebut dapat diterapkan oleh ibu, selama masa kehamilan dan merawat balita.
“Penting banget, kalau generasi penerus harus dipersiapkan dari awal kehamilan. Bukunya lebih tebal dan lebih komplet, sudah kayak kamus yang dirangkum, dan semua informasi ada buat ibu hamil,” tuturnya.
Disampaikan, buku tersebut juga memiliki fungsi untuk mencatat kondisi kesehatan pada masa kehamilan, hingga anak berusia 5 tahun. Informasi yang tercatat akan menjadi pedoman penting bagi petugas kesehatan, dalam memantau kesehatan ibu dan anak. Untul itu, Mawar berpesan, agar buku KIA selalu dibawa ketika memeriksakan kehamilan atau balita.
“Buku KIA sangat penting dan harus dimengerti oleh ibu maupun keluarga. Informasi dan pedoman, penting bagi keluarga dan petugas kesehatan, serta untuk menjaga kesehatan ibu selama hamil sampai melahirkan,” pesannya.
Mawar berharap, melalui pertemuan kali ini, dapat membawa perubahan yang lebih baik dalam percepatan penurunan AKI, AKB, dan angka stunting. Kepada seluruh peserta, dia meminta, agar dapat menularkan edukasi buku KIA kepada seluruh masyarakat, khususnya kaum perempuan.
“Informasi yang ada di sini bisa ditularkan kepada masyarakat untuk mengedukasi. Terutama, pentingnya rutin cek kesehatan bagi ibu hamil di posyandu,” pesannya.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Nuryanto menyampaikan, kegiatan penguatan inovasi Sirengsari BuKIA melibatkan organisasi-organisasi wanita, serta perwakilan remaja SMA/sederajat. Menurutnya, edukasi secara menyeluruh, dimulai dari hulu, artinya dari masa remaja harus sudah disiapkan kesehatannya. Hal itu merupakan upaya pencegahan bertambahnya angka kematian ibu, yang pada 2022 ini, tercatat 11 kasus.
“Kita siapkan dari masa menjadi calon ibu atau pengantin, secara periodik kita laksanakan gerakan minum tablet tambah darah untuk remaja putri, sehingga ketika menjadi calon ibu tidak anemia,” jelasnya.