Mercusuar.co, Purbalingga – Setelah sesuai dengan target hari yang ditentukan, yaitu selama 40 hari terhitung sejak tanggal 10 Juli 2022, mahasiswa KKN dari Universitas Islam Negeri Saefudin Zuhri (UIN Saezu) Purwokerto kembali diserahkan masing-masing Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Salah satu peserta KKN UIN Saezu yang telah melakukan lepas-terima dari Desa yang ditempati kepada DPL kelompok tersebut adalah Mahasiswa KKN UIN Saezu Kelompok 92 yang bertempat di desa Sidakangen, kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga.
“Malam ini kita pelepasan,” ujar Ketua Kelompok 92 Mahasiswa KKN UIN Saezu, Nur Aolia Faozah kepada Mercusuar.co usai melakukan acara pelepasan di aula Balai Desa Sidakangen, Senin (29/2022).
Nur Aolia Faozah atau yang akrab dipanggil Aolia mengucapkan terimaksih kepada semua perangkat Desa Sidakangen dan warganya, “Kami dan teman-teman semua mengucapkan terimaksih kepada bapak Kades beserta Ibu, bapak Carik, bapak BPD, bapak-bapak Kadus, RT, RW dan semua warga yang selama kami belajar di sini telah banyak membantu kami, memberikan ruang buat kegiatan kami, sehingga kami bisa belajar dengan baik di sini,” ucapnya.
Mahasiswa asal Kota Bekasi ini juga memohon maaf atas kehadirannya di desa Sidakangen yang selam 40 hari menjadi lokasi ajang kegiatan KKN kelompoknya. Karena selama melukan KKN di desa tersebut Aolia dan kawan-kawan merasa banyak mengganggu kesibukan perangkat desa dan warga setempat.
“Barangkali selam kami berkegiatan di desa ini banyak mengganggu kesibukan bapak – bapak perangkat, Bapak Kades utamanya, dan juga warga semuanya, kami semua mohon maaf yang sebesar-besarnya,” lanjutnya.
Aolia juga mengaku, selama menjalankan tugas KKN di desa Sidakangen banyak menemukan hal -hal baru. Hal yang menurutnya belum atau tidak ditemua di lingkungan kehidupan dirinya. Baik sebagai mahasiswa di kampusnya maupun sebagai warga di kampung halamannya.
“Saya menemukan hala baru di sini. Karena desa ini masih kental dengan tradisi dan kebudayaan yang menurut saya jarang ditemui di tempat lain, termasuk di tempat kelahiranku. Di sini masih ada musik Gending Jawa (karawitan), kesenian Kuda Kepang, Ibu-ibu bertadarus, bahkan dalam pembacaan shalawat barjanji masih menggunakan gaya klasik, gaya lama, yang menurutku sangat enak didengar,” ungkapnya.
Disamping banyak kegiatan yang melibatkan anak-anak sekolah, remaja dan orang tua, Aolia merasa terbantu dengan adanya momen peringatan HUT RI ke-77 di desa tersebut. Banyak progres yang bisa dilakukan bersamaan sama dengan warga setempat.
“Program unggulan kami salah satunya lebeling buku-buku perpustakaan di sekolah, disamping banyak kegiatan lainnya yang cukup padat. Momen peringatan HUT RI ke-77 yang sarat dengan kegiatan dan lomba-lomba juga menjadi prioritas, ahirnya. Dan kegiatan ini yang justru membuat kami semua punya peluang terlibat langsung dan berdekatan dengan masyarakat,” lanjutnya.
Di sisi lain, disamping peserta KKN UIN Saezu Kelompok 92 tersebut menemukan hal-hal baru yang bersifat klasik, original, dan bernuansa tradisi dan kebudayaan, Aolia juga mengaku menemukan hal baru yang bersifat modern. Salah satunya adalah diberinya kesempatan untuk ikut terlibat dalam proses produksi film pendek di desa tersebut.
“Justru di desa ini saya baru tahu bagaimana sulitnya dalam proses pembuatan film. Ternyata tidak segampang yang saya bayangkan, ribet juga rupanya,” ujarnya lagi.
Aulia kembali menyampaikan, disamping film, ia juga menemukan hal baru lagi yang tersaksikan dalam mengikuti kegiatan peringatan HUT RI ke-77 di desa Sidakangen. Pada moment Agustusan ada perhelatan atraksi obor yang dikemas dalam bentuk Fragmen Obor Kemerdekaan oleh sutradara Sinnangga Angga dan yang diadakan oleh warga dusun 2.
“Biasanya yang sering kami lihat hanya pawai obor berjalan kaki seperti karnaval, tapi yang kami lihat di sini lain. Ini sebuah Fragmen yang di sana ada cerita tentang duka Ibu Pertiwi yang melihat bangsanya tertindas dan selalu bertengkar, kemudian ada gerakan teatrikal perang, pengibaran bender, menyulut tulisan berbentuk obor, dan juga melakukan semburan api yang membuat suasana lapangan yang gelap menjadi geriap oleh ratusan obor dan permainannya. Menurut saya ini keren, beda dengan yang lain,” tuturnya.
“Dalam hal ini kami juga berterima kasih kepada mas Angga yang memberikan kesempatan kepada kami semua untuk ikut terlibat langsung dalam proses produksinya, juga terimaksih telah membuka wawasan kami semua,” terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, upacara pelepasan mahasiswa KKN dari UIN Saezu Kelompok 92 yang dikemas secara sederhana dan dihadiri seluruh perangkat desa dan sejumlah warga, dan dihadiri juga oleh Khairul Amru Harahap sebagai DPL, pada ahir acara dilanjutkan dengan pemutaran film berjudul Sukarti yang dimana semua peserta KKN kelompok 92 ikut berperan sebagai pemain. Film tersebut merupakan produksi Kangen Film besutan sutradara Sinnangga Angga.
Kemudian sebagai penutup semua mahasiswa KKN kelompok 92 yang terdiri dari Nur Aolia Faozah (Ketua), Lutviana Septi, Ani Astuti, Shabrina Amelita, Nurul Izzah, Rizki Murwahyuni, Azizah Fara Zahra, Idea Purna Sandy Sogaswari, Nurul Chofifah, dan Ayu Dwi Lestari juga berkesempatan memainkan musik karawitan yang pernah diajarkan oleh Samyono (warga setempat) selama menjalankan tugas KKN.
“Terimakasih pak Samyono, yang telah mengenakan kami tentang memainkan musik karawitan,” pungkasnya.(Angga)