Mercusuar.co, Semarang – Politikus senior PDI Perjuangan, Mardijo tutup usia pada Sabtu (1/10) pukul 04.30 dalam usia 80 tahun.
Ia pernah menjabat sebagai ketua DPRD Jateng periode 1999-2004 sekaligus ketua DPD PDI Perjuangan Jateng.
Mardijo mengembuskan napas terakhir di kediaman pribadi di Jalan Kimar 1 No 292, Pandean Lamper, Semarang Selatan, Kota Semarang.
Sebelumnya Mardijo yang juga mantan ketua DPD PDI Perjuangan Jateng itu dirawat di rumah sakit.
Anggoro Mardi Husodo, salah satu putra Mardijo kepada suaramerdeka.com menuturkan, ayahnya seminggu lalu diizinkan pulang dari rumah sakit.
“Seminggu lalu boleh kondur dari perawatan di rumah sakit. Namun beberapa hari ini menurun kesehatannya,” ungkap dia yang akrab disapa Yoyok Mardijo.
Meninggal Mardijo bertepatan dengan peringatan 50 hari sang istri.
“Hari ini tepat 50 hari Ibu,” ungkap Yoyok.
Yoyok Mardijo mengatakan mohon maaf atas semua kesalahan ayahnya. Ia memohon doa ayahnya husnul khotimah.
“Mohon maaf atas semua kesalahan Bapak, semoga mendapat jalan terbaik di sisi-Nya,” ungkap Yoyok, seperti dikutip dari suaramerdeka.com.
Karir politiknya mengalami pasang surut.
Saat Pemilihan Gubernur Jateng 2003, DPP partainya menurunkan rekomendasi kepada Mardiyanto.
Namun Mardijo “melawan” dengan tetap mencalonkan diri sebagai Gubernur Jateng.
Meskipun kalah, Mardijo tetap bersetia dengan partai. Dari 43 anggota FPDIP di DPRD Jateng, Mardijo memperoleh dukungan 13 suara.
Padahal sebelumnya 37 anggota bersumpah mendukung Mardijo.
Imbasnya ia dikeluarkan dari partainya karena dianggap melawan instruksi partai.
Meski memiliki sejarah pahit dalam Pilgub Jateng 2003, Mardijo mendukung Megawati sebagai capres dalam Pilpres 2013.