Mercusuar.co, Jakarta – Peringatan Hari Pahlawan Nasional 10 November 2022 dengan tema Pahlawanku Idolaku telah diperingati seluruh bangsa Indonesia di manapun berada, taburan bunga penghormatan mewarnai pusara para suhada itu.
Sementara di tahun ke 77 peringatan hari bersejarah yang diawali adanya Resolusi Jihad ini juga menjadi inspirasi dan gerakan bagi 154 penyair untuk meluncurkan buku antologi puisi 77 Penyair Membaca Pahlawan. Peluncuran dilakukan oleh Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI) secara daring melalui zoom, Kamis (10/11/2022)
“Ide yang mendasari menerbitkan antologi puisi 77 Membaca Pahlawan adalah; angka 77 sendirinya merupakan 77 tahun dari hari pahlawan itu sendiri sejak 10 November 1945,” ungkap Ketua Panitia Lounching 77 Penyair Membaca Pahlawan, Dyah NKusuma kepada Mercusuar.co, usai peluncuran.
Dyah menjelaskan, buku antologi puisi 77 Penyair Membaca Pahlawan merupakan terbitan seri ke 3 produk TISI. “Sedang seri sebelumya 76 Penyair Membaca Indonesia, ini bertepatan ulang tahun RI tahun kemarin ke 76, dan berikutnya adalah 93 Penyair membaca Ibu. Pun bertepatan Hari Ibu 22 Desember tahun lalu. Jadi buku-buku yang diterbitkan berdasar momentum penting di negeri ini” jelasnya.
Terkait tujuan penerbitan buku 77 Penyair Membaca Pahlawan, menurut Diyah NKusuma adalah; dengan adanya penyair di seluruh propinsi di Indonesians menuliskan pahlawan-pahlawan di daerah asal atau domisilinya, maka penulis (penyair) secara tidak langsung mengenalkan pahlawan yang berjasa di wilayahnya ke khalayak.
“Tujuannya agar tercatat dan gemanya meluas. Dengan membacanya kita tahu pahlawan-pahlawan di daerah, terutama yang belum dinobatkan sebagai pahlawan nasional,” ujarnya.
Agenda berikutnya, bedah buku antologi puisi 77 Penyair Membaca Pahlawan, direncanakan ada tiga narasumber yang akan diundang, diantanya Sutardji Calzoum Bachri yang dikenal sebagai Presiden Penyair Indonesia, Sunu Wasono, doktor sastra Indonesia dari Universitas Indonesia (UI). Kemudian mantan Kepala Staf Umum (Kasum) Tentara Nasional Indonesia (TNI), Letnan Jenderal (Purn) TNI Johannes Suryo Prabowo.
“Bedah buku dilaksanakan di Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, Lantai 4 Gedung Ali Sadikin, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat,” terangnya.
Launching 77 Penyair Membaca Pahlawan dilaksanakan secara daring bertepatan dengan Hari pahlawan pada 10 November 2022. Kegiatan yang diinisiasi oleh Octavianus Masheka sebagai ketua umum Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI). Sebagai ketua pelaksana Dyah Nkusumayang dibantu Nur Khofifah (Viefa) sebagai wakil ketua memberikan apresiatif yang besar kepada para penyair kontributor buku antologi 77 Penyair Membaca Pahlawan, juga merasa bersyukur dengan tim kurator yang terdiri dari Wardjito Suharso dan Octavianus Masheka, dan panitia lainnya yaitu Elma Susanti dan Mita Katoyo.
Mari kita serap spirit para pahlawan melalui puisi dari 77 penyair dari seluruh Indonesia itu. Mari kita rayakan Hari Pahlawan dalam sastra, di Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, Lantai 4 Gedung Ali Sadikin, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat.
Erndra Achaer, penyair asal Kabupaten Purbalingga mengatakan, dari sekian puluh penyair yang mengikuti zoom, ada beberapa yang sempat membacakan puisi-puisinya, seperti Dyah NKusuma, Mulyadi J Amali, Ekawati, Wardjito Suharso, Ukeceny, dan bahkan Margaretha Liwoso dari Jerman. Zoom dipandu oleh Nur Khofifah.
“Sebenarnya banyak yang diundang untuk baca puisi, tapi karena waktu yang terbatas dan banyak yang mengalami gangguan sinyal, sehingga tidak banyak yang berkesempatan membaca puisi,” katanya.
Sementara itu, Octavianus Masheka mengatakan, ke-77 penyair tersebut mewakili seluruh provinsi di Indonesia. “Ide dasar 77 Penyair Membaca Pahlawan ini adalah memberi ruang kepada para penyair di seluruh tanah air untuk memperkenalkan para pahlawan di wilayah masing-masing. Karena, masih banyak pahlawan yang berjasa untuk bangsa ini tapi tidak dikenal oleh publik secara luas,” katanya.
Sebagai komunitas sastra, Octavianus Masheka mengungkapkan, TISI terus berupaya melibatkan para penyair di seluruh Indonesia untuk menjadi bagian dari gerakan kesusasteraan secara nasional. Karena, sangat banyak jejak-jejak bangsa yang belum sepenuhnya tampil ke publik luas. Para penyair punya peluang besar untuk menjadi lokomotif narasi kebangsaan, dari generasi ke generasi.
Apalagi, puisi bukan hanya ditulis, tapi juga dibacakan. Bahkan, dinyanyikan dengan khidmat melalui musikalisasi puisi. Artinya, puisi memiliki daya jangkau yang luas, menembus batas-batas wilayah, sekaligus melintasi zaman. Dengan demikian, para penyair dengan karya masing-masing sesungguhnya bisa berperan lebih luas, dalam donteks membangun narasi kebangsaan. Pada Senin, 14 November 2022 nanti, sejumlah penyair yang menjadi bagian dari 77 Penyair Membaca Pahlawan, akan membacakan karya mereka di PDS HB Jassin.
“Kami berharap, momen tersebut mampu menggugah kesadaran publik akan bangsa ini. Setidaknya, para pihak sama-sama menyadari bahwa ada begitu banyak orang yang telah mengorbankan harta dan nyawa, demi kemerdekaan negeri yang kita cintai ini,” lanjut Octavianus Masheka.
Dengan mencatat serta menyerap spirit mereka melalui puisi, itu adalah bagian dari penghargaan serta penghormatan kita terhadap jasa para pahlawan tersebut. Bagaimanapun juga, negeri yang kita diami ini, adalah warisan dari pahlawan, Beragam puisi dalam 77 Penyair Membaca Pahlawan ini tentulah narasi kebangsaan yang penting untuk membangun kesadaran berbangsa, yang mudah-mudahan mampu menjangkau generasi mendatang.(Angga)