Mercusuar.co, Purbalinga – Santunan anak yatim-piatu yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Purbalingga, panitia mengahdirkan pendongeng muda Alfian Fendi Priyaji dari Desa Bajong, Kecamatan Bukateja dan mengajak wisata ke Obyek WisataOwabong di desa Bojongsari, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga. Acara santunan tersebut dilaksanakan di aula Owabong Cotage, Minggu (14/8/2022)
“Usai santunan anak- anak penerima santunan diajak berwisata atau berenang di kolam renang Owabong, karena pihak Owabong memberikan tiket gratis untuk 150 anak yatim-piatu beserta pendampingnya. Namun sebelumnya anak-anak juga dihibur oleh Alfian Fendi Priyaji, seorang pendongeng anak-anak asal Desa Bajong,” ungkap Ketua 4 PC Fatayat NU Kabupaten Purbalingga Artanti Laili Zulaikha, salah satu panitia santunan kepada Mercusuar.co di sela-sela berlangsungnya santuan.
Artanti berharap dengan menghadirkan pendongeng dan wisata ke Owabong, anak-anak bisa terhibur dan merasa senang. Karena bisa jadi banyak anak-anak yatim yang belum pernah mendengar cerita oleh pendongeng secara langsung, dan juga barangkali dengan berwisata bersama di Owabong, mereka bisa merasakan senang.
“Mungkin anak-anak ini merasa sedikit ada kegembiraan telah menerima santunan, tapi semoga dengan mendengarkan dongeng dan wisata ke Owabong menjadi tambah senang,” harapnya.
Artanti juga menjelaskan dalam acara santuan anak yatim-piatu kali ini disamping LazizNU sebagai penyandang dana utama, sumbangan dari pihak lain yang mendukung juga banyak, salah satunya Owabong yang memberikan tiket gratis untuk semua yang hadir di acara tersebut.
“Penyumbang acara ini disamping LazisNU, PC NU, dan PC Fatayat, sumbangan dan dukungan juga datang dari berbagai sumber. Ada yang menyumbang uang, konsumsi, bahkan tempat yang digunakan ini (gedung Andrawina Owabong Cotage) juga gratis,” jelasnya.
Terkait dengan dana santunan, PC Fatayat NU juga ikut andil dalam pencarian anak yatim dan juga andil menyumbangkan dana santunan. “Sebagai Panitia penyelenggara santunan anak yatim-piatu program Open Yatim Piyatu PC NU, PC Fatayat NU sendiri juga ikut andil menyumbang sebanyak Rp. 20 juta lebih. Sehingga terkumpul uang yang disalurkan untuk santunan sebanyak Rp. 75 juta untuk disantunkan kepada 150 anak,” ungkapnya.
Disamping itu melalui ranting dan PAC Fatayat NU, PC Fatayat NU juga melakukan pendataan anak yatim-piatu yang akan diberikan santunan. Dari data tersebut terjaring 90 anak yatim-piatu, sedang selebihnya diambil dari peserta didik LP Ma’arif NU Kabupaten Purbalingga.
“Melalui ranting dari 18 PAC Fatayat NU 90 anak yatim-piatu. Sedang selebihnya diambil dari LP Ma’arif NU,” terang Artanti.
Diketahui, acara santunan anak yatim-piatu yang digelar PCNU Kabupaten Purbalingga, kepanitiaannya dilaksanakan oleh PC Fatayat NU. Sehingga PC Fatayat NU bertugas bukan pada penyelenggaraan saja, tapi juga pra penyelenggaraan.
“Kita hanya punya waktu 3 Minggu untuk persiapan. Mulai dari mencari donasi tambahan hingga mencari anak-anak yatim-piatu yang akan disantuni,” ujar Artanti.
Dalam penjaringan calon penerima santuan, pihak Fatayat NU menggerakkan semua anggota di tingkat ranting dan PAC, “Alhamdulillah, terjaring 90 anak, dan 60 anak berikutnya adalah siswa-siswi dari LP Ma’arif NU. Jadi jumlah keseluruhan 150 anak,” lanjutnya.
Artanti menambahkan, suksesnya acara santunan anak yatim-piatu kali ini berkat kerjasama PC NU dengan Badan Otonom Nahdlatul Ulama (Banom NU) serta para donasi, diantaranya
NU Care Lazisnu Purbalingga, BPRS Buana Mitra Perwira Purbalingga, Asbeshindo, Fatayat NU Purbalingga, LP Ma’arif NU Purbalingga, Owabong, BMT Nawa Kartika, Kings Ann Bakery, Mo Kue Bakery, Sako Ayam Penyet, Ayam Penyet Surabaya.
“Sebenarnya masih banyak penyumbang lainnya yang belum kami sebutkan,” pungkasnya.
Sementara itu, pendongeng muda Alfian Fendi Priyaji yang hadir sebagai penghibur anak-anak penerima santuan mengatakan, dirinya senang bercerita sejak kecil. Namun setelah dewasa dan bertemu komunitas pendongeng di tempatnya belajar (Purwokerto), dirinya makin semangat menggeluti dunia hiburan anak-anak tersebut.
“Awalnya saya suka mendongeng dan belajar mendongeng secara otodidak. Namun setelah bertemu komunitas para pendongeng, saya jadi tambah bersemangat untuk menekuni profesi ini,” katanya.
Disamping bisa jadi profesi dan bisa menghibur anak-anak, anak pertama Inayatul Imtihanah, seorang pegawai Kemenag Kabupaten Purbalingga ini berharap profesi mendongeng mampu memberikan hiburan bagi anak-anak.
“Kalau dulu orang tua pinter ndongeng untuk anak-anaknya, tapi sekarang sudah jarang. Jadi semoga profesi mendongeng bisa menginspirasi kembali agar anak-anak menyukai dongeng,” uajrnya.(Angga)