[ad_1]
Mercusuar.co, Pekalongan – Pelayanan pemotongan komersial di Rumah Potong Hewan (RPH) Kertoharjo dan Kuripan Kota Pekalongan, untuk konsumsi harian berhenti sementara. Diutamakan untuk pemotongan hewan kurban yang dilaksanakan selama 3 hari mulai 9 hingga 12 Juli.
Meskipun saat ini RPH belum dapat melayani seluruh masyarakat karena keterbatasan tempat dan sumber daya manusia. Kepala bidang peternakan dan kesehatan hewan Dinperpa Kota Pekalongan, Ilena Palupi memastikan pihaknya akan berupaya untuk meningkatkan pelayanan, baik di RPH maupun di luar RPH.
Ilena juga menghimbau kepada takmir Masjid yang tiap tahunnya rutin melaksanakan pemotongan hewan kurban dalam jumlah banyak untuk menyediakan ruang khusus seperti rumah potong mini agar pemotongan hewan kurban dapat dilakukan di ruangan yang lebih higienis.
RPH Kertoharjo dan Kuripan, Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) dibawah Pemerintah Kota Pekalongan saat ini sudah mulai dikenal dan dimanfaatkan oleh panitia kurban maupun warga yang berkurban.
Pada hari raya Idul Adha, Minggu (10/7), RPH Kertoharjo telah menerima pendaftaran pemotongan sebanyak 20 ekor hewan kurban yang dilaksanakan sejak pukul 07.30 hingga malam hari.
Ilena saat ditemui langsung di RPH Kertoharjo, mengungkapkan pihaknya menyediakan pelayanan pemotongan hewan kurban dan menyiapkan tim pemeriksa kesehatan hewan. Selain itu, tim pemantauan hewan kurban di seluruh wilayah kota Pekalongan sudah diterjunkan sebelum penyembelihan sejak 8 Juli dan dilanjutkan saat penyembelihan sejak tanggal 9-12 Juli.
“Mulai hari ini sudah ada masjid maupun perorangan yang memotongkan hewan kurban ke RPH kertoharjo maupun kuripan, RPH ini sudah mulai familiar di panitia kurban maupun perorangan untuk melakukan pemotongan hewan kurban,” katanya.
Disampaikan Ilena, pemotongan hewan kurban di RPH dilakukan secara bergilir mengingat kapasitas ruang RPH yang masih terbatas, “Kita mulai sejak jam stgh 07.30, secara bergilir karena kapasitas ruang RPH, 6 sapi kita sembelih tiap 1x proses, ada kambing yang dipotong,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia juga menghimbau untuk semua warga agar segera menggantung hewan yang telah disembelih agar darah yang ada pada bagian badan hewan yang telah disembelih (karkas) dapat keluar sebab dalam darah tersebut mengandung kuman, sehingga jika tidak dikeluarkan dikhawatirkan dapat merusak kualitas daging tersebut.
“Kami berupaya untuk meningkatkan pelayanan baik di RPH maupun di luar RPH kemudian kami menghimbau takmir masjid dan masjid besar yang memotong hewan lebih dari 10 ekor rutin tiap tahun ada baiknya untuk membuat ruang kecil, seperti rumah potong mini sehingga proses pemotongan dan pembagian dilakukan di tempat higienis, dan kami juga menghimbau masyarakat untuk segera menggantungkan karkas karena darah di dalam karkas mengandung kuman,” pungkasnya.(ike)
[ad_2]
Source link