Mercusuar.co, Wonosobo– Para korban longsor senderan pembangunan proyek oleh pengembang yang konon tak berijin di kampung Rowopeni RT.03 RW.06 Kelurahan Kalianget Wonosobo, Selasa (11/10/2022) lalu. Menyisakan traumatik yang sangat mendalam bagi para korban pasca longsor terjadi.
Rohman Nurhidayat salah satu korban longsor mengatakan dirinya beserta istri dan anak-anaknya sangat trauma sekali atas kejadian longsor yang menimpa rumah mereka. Hal tersebut disampaikan Dayat begitu sapaannya, saat ditemui Mercusuar.co, Kamis (13/10/2022) di kediaman sementaranya.
Dayat menceritakan sebelum longsor terjadi, sejak awal pembangunan rumahnya mengalami retak di dinding maupun di lantai. Dirinya mencoba untuk mengadukan hal tersebut kepada pengembang yang diduga belum berizin. Kemudian oleh pengembang diberikan konpensasi pengganti kerusakan yang dialami. Tetapi, tidak cukup kalau mau dipakai untuk renovasi,” katanya.
Menurut Dayat, dia bersama istri dan kedua anaknya merasa was-was setiap kali turun hujan. Bahkan sampai harus keluar rumah dan menumpang ke tetangga. Karena tidak nyaman berada di dalam rumah. Takut akan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi menimpa keluarganya.
Istri Dayat, Verawati menambahkan setiap datangnya hujan dirinya berhenti memasak dari dapur karena takut terjadi sesuatu yang mengancam. Usahanya berjualan ayam geprek secara online terhenti. Akibat khawatir kalau sedang memasak pesanan pelanggan takut kejatuhan sesuatu dari atas rumahnya,” kata Verawati.
Saat ini, Dayat beserta keluarganya tinggal menumpang di rumah tetangganya yang kebetulan tempat kos. Rencananya akan disewa untuk sementara sebagai tempat tinggal.
Senada, korban lainnya Hariyanto (35) dan keluarga juga mengalami trauma yang sama, akibat longsor yang menimpa rumah bagian belakangnya. Hariyanto menuturkan, setelah menjemput pulang anaknya dari sekolah, Dirinya melihat tanda-tanda air sudah mulai keluar dari lubang-lubang pondasi senderan yang semakin besar.
Kemudian dia memanggil istri dan anaknya yang sedang mandi untuk keluar dari rumah. Setelah itu selang tidak lama terdengar suara kencang retakan pondasi senderan dan terjadi longsor dan akhirnya roboh.
“Saya belum sempat melepas jas hujan karena habis menjemput anak pulang sekolah. Kebetulan pekerja renovasi rumah tetangga disebelahnya memberitahu akan bahaya tersebut. Karena pekerja renovasi rumah tetangganya mendengar dan melihat pergerakan tanah pondasi senderan terasa bergerak dan mengeluarkan suara. Dirinya bergegas untuk memberi tahu istrinya dan menyelamatkan anaknya untuk menjauh dari rumah,” kata Hariyanto.
Hariyanto juga mengungkapkan bahwa sudah terjadi beberapa kali. Setiap hujan turun air masuk kerumahnya dan menggenang namun tidak terlalu parah. Tidak seperti longsor kemaren yang terjadi,” tutup Hariyanto.(sur)