Mercusuar.co, Purbalinga – Ribuan warga Desa Sidakangen Kecamatan Kalimanah tumpah ruah di lapangan desa untuk menyaksikan Fragmen Obor Kemerdekaan yang dilakukan warga Dusun 2 desa setempat, Kamis (18/8/2022) malam. Fragmen Obor Kemerdekaan dengan tema “Hapus Air Mata Ibu Pertiwi” merupakan besutan sutradara Amir M. Sinnangga dari Mercusuar.co.
Diawali dengan lantunan lagu Bendera (Coklat), ratusan anak-anak Dusun 2 desa Sidakangen yang berjalan mengelilingi arena dengan satu persatu anak-anak tersebut menancapkan obor kemerdekaan di sepanjang lingkaran arena fragmen. Kemudian muncul sebuah narasi sebagai penghantar.
“Kegelapan telah berlalu, kesemangatan untuk menerangi bumi Pertiwi harus dikobarkan”.
Pada adegan berikutnya anak-anak pembawa obor kemerdekaan pergi meninggalkan Obor kemerdekaan yang telah ditancapkan melingkar sebagai penerang arena, anak-anak kembali berjalan sambil mengibarkan bendera dengan diiringi musik lagu La yal waton.
Kemudian barisan anak-anak tersebut berhenti di depan pintu arena pertunjukan Fragmen membentuk pagar betis dua barisan yang berbanjar.
Sebagai adegan kedua, Ibu Pertiwi yang diperankan oleh Watini (istri Kades Sidakangen) memasuki arena melalu pintu gerbang yang di kanan kirinya berbanjar anak-anak sedang mengibar kibarkan bendera plastik.
Ibu Pertiwi berjalan pelan sambil membawa bendera yang terlempit di kedua tangannya. Narasi yang dibawakan oleh Rizki Nurwahyuni kembali mengantar adegan.
“Kegaduhan masih saja bergelut dengan kedamaian. Masih saja banyak pertengkaran, penindasan. Kolonialisme sepertinya belum berhenti. Air mata Ibu Pertiwi belumlah mengering, menyaksikan bangsa Indonesia yang masih saja bertengkar, ada yang merasa dirinya paling sempurna, paling bersih, paling suci, sehingga mengadu domba kedamaian”.
Ibu Pertiwi menangis, melihat di negri ini masih banyak pertengkaran, saling caci dan membenci. Kedamaian Ibu Pertiwi kembali terusik. Ia ingin mengajak bangsa ini kembali damai, ia serahkan bendera merah putih kepada sang pejuang.
“Nak, kibarkan bendera merah putih ini di atas bumi Nusantara ini. Bangkitkan bangsa ini untuk merebut kemerdekaan, menghentikan pertikaian, menghapus kebencian, dan mengembalikan kebinekaan,” ucap Ibu Pertiwi.
Pada adegan ini tampil puluhan orang melakukan kegaduhan, keributan, saling bunuh satu sama lain, hingga semuanya gugur. Adegan ini diiringi lagu Gugur Bunga.
Sang pejuang berjalan membangunkan semua yang gugur untuk kembali bangkit dan berdamai. Setelah semua bangkit, sang pejuang yang diperankan oleh Wahyudi Awan (Kepala Dusun 2 desa Sidakangen) mengibarkan bendera merah putih padasebuah tongkat. Kemudian sang pejuang kembali menemui ibu Pertiwi untuk menyerahkan bendera yang sudah dikibarkan.
Pada adegan ini musik lagu Dibawah Tiang Bendera karya Iwan Fals yang dioperatori Ani Astuti (personil KKN UIN Saefudin Zuhri, Purwokerto) menggeiapkan suasana. Narasipun kembali diluncurkan oleh Rizki Nurwahyuni (personil KKN UIN Saefudin Zuhri, Purwokerto)
Usai dikembalikan bendera merah putih kepada Ibu Pertiwi, Sang Proklamator yang diperankan oleh Wagimin (Kepala Desa) datang untuk membacakan teks Proklamasi. Sebelum teks Pancasila dibacakan, Nurul Izzah (personil KKN UIN Saefudin Zuhri, Purwokerto) membacakan puisi berjudul Kobarkan Api Di Dadamu.
Obor Kemerdekaan Membentuk Tulisan 17-08-45
Usai pembacaan puisi dan teks Proklamasi, Ibu Pertiwi yang diikuti Sang Proklamator dan pembaca puisi pergi meninggalkan arena. Sedang Sang pejuang bersama warga yang telah berdamai satu persatu menyalakan obor kemerdekaan yang membentuk tulisan 17-08-45 yang dipasang di ujung arena.
Setelah tulisan menyalakan tulisan, mereka membentuk formasi untuk melakukan atraksi obor sebagai gambaran kegembiraan, kebangkitan, dan kemerdekaan. Wahyudi Awan mengali menyebutkan api ke angkasa, diikuti penyembur obor berikutnya. Sementara pemain bola api dan tongkat api berputar-putar mengelilingi arena hingga acara selesai.
Kepala dusun 2 desa Sidakangen, Wahyudi Awan menjelaskan acara Fragmen Obor Kemerdekaan merupakan peristiwa sepektakuler yang baru pertama kali dilakukan oleh warganya. Fragmen tersebut diinisiasi dan disutradarai oleh Amir M Sinnangga, wartawan Mercusuar.co.
“Setiap tahun saat peringatan HUT RI desa Sidakangen selalu melaksanakan pawai obor keliling desa. Namun pentas Fragmen Obor Kemerdekaan seperti ini baru kali ini dilakukan. Itu saja karena mas Angga yang membuat ide dan menyutradarai,” jelasnya.
Wahyudi Awan menambahkan, kesuksesan acara tersebut tidak lain berkat kekompakan warga dan dibantu mahasiswa KKN dari UIN Saezu, Purwokerto yang sedang KKN di desanya.
“Terimaksih kami ucapkan kepada semua warga Sidakangen pada umunya dan Dusun 2 pada umunya. Juga terimaksih kepada mahasiswa KKN yang telah banyak membantu kegiatan kami,” imbuhnya.
Sementara itu Ketua Posko KKN UIN Saezu Purwokerto, Nur Aolia Fapzah mengatakan dirinya sangat senang dan takjub menyaksikan Fragmen Obor Kemerdekaan yang baru saja disaksikan. Menurutnya peristiwa ini merupakan peristiwa yang pertama kali disaksikan selama beberapa puluh kali menyaksikan pentas obor.
“Ini keren. Saya baru’pertama kali melihat Pawe obor Kemerdekaan dengan konsep seperti ini,” ujarnya.
Aolia juga mengatakan kalau dirinya sangat berkesan KKN di desa Sidakangen, karena banyak tersaksikan peristiwa budaya yang baginya jarang ditemui di tempat kelahirannya, Kota Bekasi.
“Di desa ini kegiatan bertema kebudayaan masih berlangsung dengan baik. Banyak peristiwa kebudayaan dan kesenian yang ditampilkan selama Peringatan HUT RI ini,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu, acara pentas Fragmen Obor Kemerdekaan di dusun 2 Desa Sidakangen dihadiri semua perangkat desa dan juga dihadiri Camat Kalimanah, Wijayanto yang didamping Sekcam Kalimanah , Widodo.(Angga)