Mercusuar.co, Purbalingga – Berbagai peristiwa kebudayaan dan ritual tahunan pada setiap peringatan bulan Sura tahun Saka atau bulan Mukharam tahun Hijriyah kembali digelar oleh Pemerintah Desa Selakambang, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga secara terbuka setelah meredup di masa pandemi covid-19. Puncak acara dimeriahkan dengan pagelaran Ruwat Desa dan Wayang Kulit.
Ketua Adat Desa Selakambang Kusno mengatakan, pagelaran kebudayaan baik dalam bentuk kesenian maupun ritual di setiap bulan Sura tahun Saja atau bukan Mukharam tahun Hijriyah sudah merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan okeh masyarakat Desa Selakambang. Sekalipun belakangan di masa pandemi, banyak kegiatan tidak bisa dilaksanakan secara terbuka, namun tentang peringatan Suran atau perhelatan kebudayaan di bulan Sura tetap dilaksanakan.
“Di masa pandemi tetap dilaksanakan grebeg Suran. Hanya saja tehniknya yang dirubah, tidak terbuka seperti hari ini dan sebelumnya,” ungkap Kusno kepada Mercusuar.co usai Kirab Gunungan, Grebeg Sura, Sabtu (6/8/2022).
Bahkan menurutnya di masa pandemi covid-19 pagelaran Ruwat maupun wayang kulit pernah digelar di dalam rumah warga, tidak di tempat terbuka. “Yang penting rutinitas ini tidak berhenti, selalu dilaksanakan setiap tahun pada bulan Sura. Walaupun kemarin di masa pandemi harus ikut menyesuaikan dengan aturan pemerintah, tidak mengadakan pagelaran terbuka,” ujarnya.
Pada kesempatan peringatan tahun baru Saja 1945 atau 1444 Hijriah pagelaran grebeg Sura di Desa Selakambang kembali meriah dan terbuka, utamanya pada acara karnaval budaya, Ruwatan, dan pagelaran wayang kulit.
“Sekarang sudah kembali seperti semula. Masyarakat sudah kembali bisa menikmati dan ikut terlibat langsung saat grebeg Sura tahun ini,” lanjutnya.
Diterangkan sebelumnya oleh Kusno, kegiatan bernuansa kebudayaan dan ritual yang dilakukan setiap peringatan tahun baru Saka ataupun Hijriyah di Desa Selakambang diantaranya Bersih Desa, Tahlil Akbar, Grebeg Suara, dan Ruwat Desa.
Puncak acara Grebeg Sura tahun ini ditutup dengan pagelaran Ruwat Desa oleh Ki Dalang Arjo Sudarto dari Selakambang, dan malah harinya pagelaran wayang kulit dengan lakon Wahyu Tri Daya oleh dalang Sutejo Mudocarito (Tejo Gubrag) dari Gubrag, Sidareja, Cilacap.(Angga)