Mercusuar.co, Semarang – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Sutikno, baru-baru ini mengeluarkan prospek cuaca ekstrim di wilayah propinsi Jawa Tengah (13-15 Oktober 2022).
Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer, meliputi adanya pola belokan angin di sekitar wilayah Jawa Tengah, anomali suhu muka laut positif di Laut Jawa dan Samudera Hindia selatan Jawa serta aktifnya gelombang atmosfer tipe low di wilayah pulau Jawa, memicu adanya peningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah.
Kelembaban udara yang relatif cukup tinggi dan labilitas lokal yang cukup kuat turut berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia, khususnya Jawa Tengah.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, BMKG memperkirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang untuk periode 13 – 15 Oktober 2022 dapat terjadi di wilayah Jawa Tengah sebagai berikut:
Tanggal 13 Oktober 2022
Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Kab./Kota Magelang, Boyolali, Wonogiri, Karanganyar, Sragen,Blora, Rembang, Jepara, Demak, Kab./Kota Semarang, Temanggung, Salatiga, Batang, Kab. Pekalongan, Kab. Tegal, Brebes dan sekitarnya
Tanggal 14 Oktober 2022
Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Kab./Kota Magelang, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Rembang, Jepara, Demak, Kab. Semarang, Temanggung, Kendal, Batang, Kab. Pekalongan, Kab. Tegal, Brebes dan sekitarnya
Tanggal 15 Oktober 2022
Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Kab./Kota Magelang, Sragen, Grobogan, Blora, Temanggung, Kendal, Batang, Kab. Pekalongan dan sekitarnya
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode tiga hari ke depan yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, hujan es, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi.