Mercusuar.co, Purbalingga – PT Victoria Beauty Industrial, perusahaan pembuat rambut palsu (Wig) terbesar di Kabupaten Purbalingga baru saja dikunjungi Menteri Perhubungan RI Zulkifli Hasan, Jum’at (4/11/2022). Perusahaan yang berlokasi di Desa Bajong, Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga ini merupakan pengekspor terbesar ke 2 di dunia.
Dalam acara kunjungan kerja, Mendag Zulkifli Hasan disamping mengunjungi pasar rakyat Bukateja, ia juga mengunjungi PT Victoria Beauty Industrial di desa Bajong Kecamatan Bukateja untuk meninjau langsung keberadaan perusahaan tersebut.
Usai berkeliling ke dalam ruang produksi rambut palsu, Mendag yang didamping Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi berkesempatan meluncurkan pengiriman wig ke Amerika. Dengan ditandai pemecahan kendi (poci dari tanah) oleh Menang dan Bupati, satu truk berisi wig 50.000 pcs senilai 100.000 US dolar diluncurkan.
“Sebenarnya ini pengiriman yang ke 9 kali. Tiap satu minggu sekali melakukan pengiriman 2 truk kontainer ke Amerika,” ungkap menejer PT Victoria Beauty Industrial, Agil Kusumasari kepada Mercusuar.co usai menyaksikan peluncuruan pengiriman wig ke Amerika okeh Mendag Zulkifli Hasan dan Bupati Dyah Hayuning Pratiwi.
Agil mengatakan, PT Victoria Beauty Industrial baru 6 bulan berdiri, hingga saat ini telah memiliki 5000 orang karyawan dan setiap satu minggu sekali melakukan pengiriman ke Amerika.
Terkait material yang digunakan untuk produksi rambut palsu di perusahaan tersebut, Agil menjelaskan semua material mulai dari sintetis dan kelengkapannya mendatangkan dari Korea.
“Semua bahan didatangkan dari Korea,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Dinerindagkop) Kabupaten Purbalingga, Johan Arifin menjelaskan, hingga saat ini di Kabupaten Purbalingga terdapat 30 industri rambut palsu. 23 diantaranya merupakan Penanam Modal Asing (PMA).
“Saat ini di Purbalingga ada 30 pabrik rambut palsu, 23 milik PMA. Ini nilai plus bagi kita,” kata Johan.
Ditanya soal nilai ekspor yang rambut palsu dari seluruh pabrik rambut palsu di Kabupaten Purbalingga, pihaknya tidak memerinci. Namun, kata dia, nilai ekspor rambut palsu dari Kabupaten Purbalingga cukup besar.
Johan Arifin mengatakan perusahaan rambut palsu di kabupaten Purbalingga berpotensi menjadi perusahaan terbesar di dunia. Menurutnya, keberadaan pabrik-pabrik tersebut bisa menyerap banyak tenaga kerja dan berpotensi menjadi pengekspor rambut palsu terbesar di dunia.
“Nilai ekspor untuk Victoria saja per bulannya sampai 1 juta US dolar, atau 309.949.000 pieces rambut palsu. Ini baru dengan tenaga kerja lima ribu orang, kalau sudah sesuai target 20 ribu orang sangat berpotensi menjadikan Indonesia pengekspor rambut palsu nomer satu,” ujarnya.
Namun demikian, Johan Arifin mengakui maraknya industri rambut palsu di kabupaten Purbalingga diperlukan adanya upaya kesinambungan dengan pelaku UMKM. Menurutnya banyak kelengkapan produksi yang semestinya bisa dilakukan oleh UMKM agar produksi rambut palsu tersebut memilik dampak ekonomi dan kesinambungan dengan UMKM.
“Tantangannya adalah bagaimana menghilirisasi industri besar ini ke UMKM, IKM di kabupaten Purbalingga. Karena selama ini industri besar ini seluruh bahannya impor. Lalu bagaimana agar UMKM diberi kesempatan untuk menjadi bagian dari produksinya, apa memasok kotaknya, atau lemnya,” ujarnya berharap.(Angga)