Mercusuar.co, Solo – Duka atas tragedi Stadion Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) di Kota Malang yang menyebabkan 125 orang tewas, 33 di antaranya anak-anak dan lebih dari 300 lainnya terluka. Dirasakan oleh semua lapisan masyarakat Indonesia.
Ratusan suporter Persis Solo dari berbagai komunitas berangkat dari Stadion Manahan Solo untuk melakukan aksi solidaritas doa bersama tragedi Stadion Kanjuruhan di Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Selasa (4/10).
Dengan adanya aksi ini, diharapkan perdamaian untuk mengakhiri rivalitas panas di pentas sepak bola ini akan tercapai dalam waktu dekat.
“Walaupun kemarin di Malang sebenarnya juga bukan bentrokan antarsuporter tapi kita mikir kalau seperti ini terus mungkin bisa terjadi di Solo, di Yogya atau di manapun tempatnya. Kita mulai menurun ego masing-masing, kita mulai membuka diri agar tidak kejadian di kota-kota lain,” kata Dirigen Pasoepati, Agung Warshope (36), Selasa (4/10).
Seperti diketahui, rivalitas panas yang melibatkan tiga klub di Jateng dengan basis suporter yang besar asal DIY- Jawa Tengah, yakni PSIM Yogyakarta, PSS Sleman serta Persis Solo, hingga kini belum akhirnya.
“Yang jelas kita enggak ingin ada lagi korban di sepakbola. Sepak bola harusnya bikin kita happy, senang-senang, hiburan rakyat. Kita meminimalisir kejadian besok-besok jangan sampai ada korban lagi,” jelasnya.
Para suporter berkumpul di Plaza Stadion Manahan sejak pukul 15.00 WIB.
Mereka mengenakan atribut kaos warna hitam dan membawa bendera bertuliskan Persis Solo.
Sebelum berangkat, ratusan suporter melakukan aksi doa bersama kemudian dilanjutkan mengendarai sepeda motor dan kendaraan roda empat.
Pengawalan ketat diberlakukan oleh Polresta Solo dan Brimob Polda Jawa Tengah (Jateng), hingga perbatasan atau pintu keluar Kota Solo, di Kawasan Kelurahan Kleco, Kecamatan Laweyan.
Sementara itu, Presiden Pasoepati Maryadi Gondrong mengatakan, aksi damai seperti ini juga pernah diberlakukan oleh fans Persis Solo dengan Bonek Suporter Persebaya Surabaya pada 2004 silam.
“Ini seperti dulu, dulu pada saat dengan Bonek. Sekarang kita sudah menjadikan persahabatan. Harapkan ini bisa terulang persahabatan antara Brajamusti, BCS, Pasopati dan lainnya, ini momen sebagai awal bahwa Solo dan Jogja itu bisa bersatu,” tegas Maryadi Gondrong, seperti dikutip dari kompas.com, Selasa (4/10).
Diperkirakan proses perdamaian secara bertahap akan menyasar dari beberapa lapisan atau akar rumput para suporter di wilayah Solo dan Yogyakarta.
“Ini berangkat Stadion Manahan, 200an suporter, di jalan-jalan Kartasura, Boyolali, Klaten,mungkin juga ratusan mungkin hampir 500-an yang terpenting kita sudah koordinasi dengan kepolisian Polresta Solo tembusan ke Sleman, Klaten, dan Yogya. Harapan kita nanti di jalan kita aman selamat sampai tujuan karena niatan baik hasilnya juga nanti insya Allah baik,” harap Maryadi.
Sementara itu, Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota (Wakapolresta) Solo, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Gatot Yulianto mengatakan, pengamanan ratusan suporter ini diberlakukan secara estafet dari kepolisian di Solo Raya.
“Suporter Persis Solo ini tidak berasal dari Solo saja. Mereka dari Sukoharjo, Boyolali, Klaten, mereka akan bergabung nanti di sana (Yogyakarta). Untuk antisipasi pengamanan dilaksanakan secara estafet,” jelas AKBP Gatot Yulianto, Selasa (4/10).