WONOSOBO, Mercusuar.co – Rembug Bolo Serayu merupakan rangkaian Gerakan Cinta Serayu, untuk upaya menyelamatkan daerah aliran sungai di Wonosobo. Kerusakan pada daerah hulu dianggap menjadi salah satu penyebab permasalahan sumber daya air.
Wonosobo memberikan kontribusi terhadap sumber daya air terhadap kawasan-kawasan di bawahnya. Sebagaimana diketahui, Wonosobo memiliki posisi strategis sebagai hulu tiga daerah aliran sungai (DAS), yaitu DAS Serayu, DAS Bogowonto dan DAS Luk Ulo. Ketiganya menjadi sumber air bagi Waduk Mrica, Waduk Bener dan Waduk Wadaslintang.
Kepala Dinas PUPR Nurudin Ardiyanto mengatakan, sebagai daerah hulu Wonosobo memberikan kontribusi sumber daya air pada kawasan di bawahnya. Mulai dari Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan masih banyak lagi.
“Di DAS Serayu kita memberikan air kepada Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas dan Cilacap. Pada DAS Bogowonto kita memberikan jasa sumber daya air di Purworko, dan Luk Ulo untuk Waduk Wadaslintang yang merupakan sumber air bagi Kebumen,” kata Nurudin pada saat Seminar dan Workshop Rembug Bolo Serayu di Hotel Kresna, Kamis (20/10).
Hal tersebut, lanjut Nurudin, menjadikan gambaran bagaimana Wonosobo memberi kontribusi bagi energi dan pangan nasional. Waduk Mrican misalnya, adalah salah stu pendaya gunaan sumber daya air yang berhulu di Wonosobo, dan memberikan kontribusi energi 185 mega watt bagi jaringan distribusi listrik Jawa Bali.
“Kerusakan pada bagian hulu sering dianggap menjadi salah satu penyebab permasalahan sumber daya air. Ini tentu akan berkontribusi terhadap energi dan sumber pangan bagi Pulau Jawa. Sekali lagi Wonosobo memiliki posisi strategis bagi kawasan lainnya,” tegas dia.
Tujuan Digelarnya Rembug Bolo Serayu
Oleh karenanya, Dinas PUPR menggelar Rembug Bogowonto Luk Ulo Serayu (Bolo Serayu) sebagai rangkaian dari Gerakan Cinta Serayu. Dalam seminar dan workshop tersebut akan dibahas lebih lanjut untuk membangun kesadaran masyarakat dan mengajak berbagai pihak secara pentahelix, untuk melakukan Gerakan Cinta Serayu secara berkesinambungan.
“Kami akan coba rumuskan usulan-usulan kepada pemerintah pusat bagaimana peran pemerintah daerah lebih besar dalam pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan, tentunya di bawah koordinasi pemerintah pusat. Kami harap akan mendapat support dari pemerintah pusat mulai dari perencanaan, kelembagaan serta pembiayaan,” jelas Nurudin.
Dikatakan Nurudin, dari Rembug Bolo Serayu ini juga akan meluncurkan Sekolah Konservasi Digital, sebagai upaya edukasi dan sosialisasi pada masayarakat. “Jadi nanti masyarakat bisa mempelajari berbagai macam upaya konservasi di mana saja dan terbuka untuk siapa saja,” pungkas Nurudin. (ang)