Mercusuar.co, Purbalingga – Berawal dari jualan nasi liwet di bawah rimbun dedaunan pohon buah duku di lokawisata kuliner tradisional Kampung Duku di Desa Kembaran Wetan, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga, kemudian merambah tampil di zona Madang (makan) Car Free Day (CFD) Purbalingga.
“Saya dulu salah satu dari emak-emak yang jualan makanan tradisional di kampung duku. Saya jualan nasi liwet,” ungkap Irmina Ekalistiya Moerni Rosa kepada Mercusuar.co saat berjualan nasi liwet di acara Car Free Day Minggu pagi, (18/9/2022).
Wanita kelahiran kota Gudeg, Yogyakarta yang akrab dipanggil Lia ini mengaku menggeluti dunia tukang masak dan tukang jualan makanan alias kuliner ini sejak dirinya resign dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Purba Adi Suta (Purbadisuta) sebagai pengajar.
“Sejak saya resign dari Purbadisuta, saya mulai coba berkegiatan di dunia kuliner. Awalnya ikut jualan bersama emak-emak di kampung duku, lalu keterusan hingga saat ini,” terangnya.
Dari awal terjun ke media jual beli para pelaku UMKM, Lia tidak banyak pilihan kecuali jualan nasi liwet sebagai menu andalan. Karena sebelumnya juga pernah melakukan hal yang sama sebagai penjual nasi box dan snack box jika ada pemesanan.
“Karena saya biasa dapat pesanan nasi box dan snack box, jadi saya lanjutkan saja jualan nasi. Cuma kali ini bentuknya nasi liwet,” ujarnya.
Ia menjelaskan, untuk sementara ini menu nasi liwet, yaitu nasi yang dimasak menggunakan santan dan rempah-rempah miliknya masih dijajakan kepada konsumen dengan cara online. Buka lapaknya hanya ketika ada CFD atau kegiatan kuliner pelaku UMKM lainya.
“Kami masih jual secara online. Satu porsi yang dikemas dalam Entik (keranjang bambu) yang berisi nasi bumbu rempah liwet ditaburi bawang merah gongso dan teri, cabe rawit, dan telor asin potong-potong bisa untuk makan 4-5 orang,” jelasnya.
Lia menambahkan, disamping terus berjibaku di dunia kuliner menggunakan brand Finar Kre@zon@ yang beralamat di Desa Kembaran Wetan, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga, dirinya juga masih konsisten menggawangi Padoli (apa-apa didoli), sebuah komunitas pelaku UMKM yang bergerak pada jual beli apa saja yang bisa dijual asal setiap hari tetap ada pemasukan.(Angga)