Mercusuar.co, KABUPATEN SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menghadiri Kejuaraan Gantole Telomoyo Cup VI dan Kejuaraan Nasional 2022, di Lapangan Desa Sraten, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Selasa (13/9) sore.
Gubernur Jateng yang akrab disapa Ganjar tersebut ingin event seperti itu dapat digelar secara berkelanjutan dan terus-menerus. Selain dapat memberikan alternatif tontonan bagi masyarakat, diharapkan juga memunculkan atlet-atlet gantole, paralayang, dan lainnya, yang nanti dapat berprestasi.
Selain sisi sport yang berkelanjutan, Ganjar ingin agar sisi tourism-nya juga muai digarap serius. Misalnya, tawaran kepada masyarakat untuk menikmati sensasi terbang di atas Rawa Pening menggunakan gantole, atau sekadar melihat para profesional beratraksi gantole di langit.
“Di tengah tidak ada event sebenarnya kita bisa jualan tourism. Yaitu mereka terbang dari sana, tandem, sehingga orang yang tidak ngerti kegiatan ini, penasaran, ingin coba, semuanya bisa terbang bersama orang-orang profesional yang bisa mengendalikan itu. Tentu ini akan sangat menarik,” ungkapnya.
Ganjar yakin Gantole Telomoyo dapat menjadi destinasi wisata olahraga (sport tourism) berikutnya di Jawa Tengah. Namun, untuk mewujudkannya masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, khususnya terkait tempat pendaratan (landing) dan penggarapan sport tourism di luar event atau kejuaraan.
“Dulu waktu lomba sebelum pandemi saya ingat betul ada teman dari Australia, Jepang, dan Korea, menyampaikan itu perfect betul menurut mereka. Kalau itu perfect, sebenarnya ini bisa menjadi agenda pariwisata berikutnya untuk Jawa Tengah,” kata Ganjar.
Keyakinan Ganjar itu tentu bukan tanpa alasan. Sebab, event Gantole Telomoyo Cup VI merupakan event yang menarik dan lumayan langka di Jawa Tengah. Belum lagi area di sekitar Gunung Telomoyo dan Rawa Pening, cukup representatif untuk menggelar event itu.
“Jadi kalau kita bicara tempat take off-nya ada dua titik yang sangat bagus sekali. Nah landing-nya di sekitar Rawa Pening ini,” katanya.
Tidak hanya gantole, sisi tourism ini juga dapat dikreasikan dengan paragliding, paramotor atau mikrolet yang semuanya menawarkan tantangan adrenalin dan menikmati alam dari atas.
“Kita bisa kreasi tidak hanya gantole, paragliding, tapi ada paramotor, mikrolet dan macam-macam. Ternyata ini bisa kita generate dari sisi sport-nya. Tourism-nya itu tadi kita harapkan orang bisa mencoba, orang bisa melihat, dan ini juga ada efek ekonominya,” jelas Ganjar.
Terkait tempat pendaratan (landing), Ganjar meminta agar digarap lebih matang lagi. Misalnya dibuatkan tempat pendaratan permanen di sekitar Rawa Pening. Dengan begitu sisi olahraganya dapat dikembangkan, dan bisa menggelar event secara terus-menerus.
“Tapi yang belum tuntas adalah tempat landing-nya. Maka kita bisa minta dukungan sebenarnya dari pemerintah daerah, apakah dari provinsi atau dari kabupaten, atau bisa juga BBWS untuk mengelola. Terus kemudian kita dorong dibuat tempat landing yang permanen, maka event bisa kita siapkan,” tandasnya.