Mercusuar.co, Wonosobo – Bila berkunjung ke Wonosobo, jangan lupa mampir ke Super Bakso yang terletak di Gedung Plaza Lantai 2. Kedai bakso yang telah dirintis sejak 1984 ini andalkan cita rasa yang konsisten dan tanpa penyedap rasa.
Andi Pratiwi (40) merupakan generasi kedua dari Super Bakso. Resep sendiri merupakan hasil racikan dari ibundanya. Andi mengatakan, bakso buatannya tidak mengandung pengawet maupun pengenyal.
Sejak covid 19 merebak dua tahun silam, dia mulai berinovasi untuk tidak menyertakan bumbu penyedap pada baksonya. Dia mengaku ini merupakan proses yang tidak mudah, sebab perlu merombak sedikit bumbu racikan yang sudah turun temurun itu.
“Kami menjaga kondisi kesehatan ibu yang hipertensi, karena beliau selalu ingin mencicipi kasihan kalau hanya makan sedikit. Kemudian orang-orang ramai mengkampanyekan hidup sehat, sehingga saya pikir ada benarnya kalau menghilangkan penyedap rasa,” tutur ibu satu anak ini kepada Suara Merdeka, Senin (1/8).
Super Bakso
Kedai Super Bakso yang memiliki tagline “Mayo Mbakso” ini tak pernah sepi pembeli apalagi jika akhir pekan. Dalam sehari, Andi bisa membuat 10-16 kilo daging sapi. Pelanggannya pun berasal dari hampir seluruh penjuru Wonosobo.
“Ada juga orang Wonosobo yang merantau, kalau pulang pasti mampir ke sini. Kami juga bertemu pelanggan dari dia belum menikah sampai punya anak, dan selalu bercerita masa kecilnya yang sering makan di sini,” imbuh perempuan lulusan ilmu hukum ini.
Tak kalah menariknya, Andi juga mengemas minuman dengan gelas berbahan kertas kekinian. Bahkan terdapat kalimat-kalimat yang menggelitik, seperti mimik teh sepet wae marakke semangat mosok kowe sing manis kakean sambat atau minum teh pahit saja membuat semangat, kamu yang manis kok banyak mengeluh.
“Ini ide saya yang baru terwujud sebelum covid. Di gelas khusus untuk minuman dingin juga ada gambar peta dunia, di situ tersirat harapan bakso kami semoga bisa mendunia. Sekarang kami sedang berupaya untuk membuat bakso frozen dan mengurus perizinan,” pungkas Andi.