[ad_1]
Mercusuar.co, Purbalingga – Dalam upaya penanganan menurunkan angka Stunting di Kabupaten Purbalingga dengan target di tahun 2024 tinggal 14 persen, dibutuhkan pilot projek. Hal tersebut diungkapkan Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi saat menghadiri Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) dan Hari Anak Nasional (HAN) tingkat Kabupaten Purbalingga, di kawasan wisata Goa Lawa Purbalingga (Golaga), di Desa Siwarak Kecamatan Karangreja, Jumat (8/7/2022) pagi.
“Salah satunya kita akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Purbalingga. Kita akan meminta agar di masing-masing Puskesmas bisa ditunjuk satu desa sebagai pilot project penanganan stunting. Tujuannya untuk terus menurunkan angka stunting,” ungkapnya.
Tiwi menjelaskan, sudah ada desa yang dijadikan sebagai pilot projek penurunan Stunting tingkat nasional, yakni Desa Karangaren Kecamatan Kutasari. Dia berharap hal itu bisa menjadi acuan dalam penanganan stunting di wilayah tersebut.
“Kami optimis angka stunting di Kabupaten Purbalingga terus menurun,” ujarnya.
Menurut data dari Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Purbalingga, angka stunting dari tahun ke tahun terus turun. Dia menyebutkan di tahun 2017 angka stunting di kabupaten Purbalingga mencapai 28,7 persen. Tahun 2021 angka stunting sudah turun di angka 15,7 persen.
“Jadi jika pemerintah pusat menargetkan angka stunting di tahun 2024 di kisaran 14 persen, kami optimis bisa terealisasi,” tuturnya.
Salah satu langkah nyata yang perlu dilakukan adalah melakukan sosialisasi pemberian Air Susu Ibu (ASI) ekslusif. Pasalnya berdasarkan data 60 persen kasus stunting terjadi karena bayi tak mendapatkan ASI ekslusif. MJM
“Selain itu perlu juga dikampanyekan pemberian makanan bergizi bagi bayi dan balita,” imbuhnya.(Angga)
[ad_2]
Source link