Mercusuar.co, Grobogan – Dua hari lalu tengah viral di media sosial melalui postingan akun Instagram @hukkrimcom, yang memperlihatkan video dokumentasi 4 orang pria dewasa yang tengah mengendarai mobil sambil menenggak (meminum) congyang (miras).
Pada postingan itu ditulis keterangan, Kades Saban, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, “nenggak” miras dalam mobil. Patutkah?
Diketahui orang itu adalah Fahrudin, Kepala Desa Saban, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Dalam video berdurasi 46 detik tersebut, tampak Fahrudin yang mengenakan kaus polo kuning beberapa kali menenggak botol miras jenis congyang di samping sopir.
Sopir pria yang merekam sesekali tertawa melihat ekpresi wajah sang kades merespons rasa minuman beralkohol tersebut. Saat itu mobil melaju di jalan dengan kecepatan sedang.
“Tegas Mbah Din, Losss,” ucap sopir berkaus kerah merah berambut cepak tersebut.
Tak hanya memvideokan ulah tak terpuji Fahrudin, kamera handpone sopir juga diarahkan merekam aksi seorang pria bertopi di kursi belakang yang ikut menenggak botol congyang.
Rupanya ada empat pria di dalam mobil tersebut termasuk sang kades.
Masyarakat pun menyayangkan perilaku tak pantas tersebut dilakukan seorang petinggi desa yang sudah selazimnya menjadi panutan warga.
Fahrudin membenarkan, orang yang terekam dalam video adalah dirinya beserta teman-temannya.
Hanya saja Fahrudin membantah jika saat itu mereka sedang mabuk-mabukan.
Menurut Fahrudin, apa yang terekam dalam video tersebut hanyalah sebagian dari akting yang sengaja dibuat alias guyonan. Botol congyang tersebut, kata dia, kosong tak berisi.
“Itu betul saya. Tapi itu akting dan guyonan. Tidak benar terjadi. Jadi yang mideo itu sopir pemilik mobil, teman saya. Pura-pura menenggak miras. Padahal botol kosong tak ada isinya. Saya tak pernah minum miras, bisa ditanyakan ke warga,” kata Fahrudin saat dihubungi, seperti dikutip dari kompas.com, Sabtu (24/9).
Fahrudin pun mengaku terkejut video tersebut bisa tersebar luas menjadi konsumsi publik. Apalagi, Fahrudin menyebutkan, jika kejadian tersebut sudah berlangsung lama.
“Itu dua tahun lalu, saat perjalanan mau nyumbang ke Kecamatan Karangrayung. Kenapa baru dimunculkan. Saya pun legowo. Siapa pun itu orangnya yang menyebarkan, saya tidak akan melaporkan. Yang merekam juga sudah minta maaf. Manusia tempatnya khilaf,” pungkas Fahrudin.